Pengikut

Senin, 30 Maret 2020

Emosi

EMOSI
 
    Bram mendengus kesal saat Nei menadahkan tangan meminta uang belanja. Baru seminggu yang lalu dia memberi uang 10 juta rupiah sebagai uang belanja bulanan.  Tidak biasanya Nei seboros ini. Tak ingin berdebat panjang, diletakkannya 2 juta rupiah ke tangan istrinya. Hanya itu yang tersisa di dompetnya. Ciuman mendarat di pipinya, setengah berlari Nei  menjauh sambil mengucapkan terimakasih.

     Siang ini Nei begitu sibuk. Freezer modena berkali-kali dibuka tutup. Begitu juga pintu kulkas yang besarnya dua kali gajah bunting. Bram hanya melirik apa yang dilakukan istrinya dari balik koran. Jangan-jangan isu lockdown membuat Nei panik dan menimbun begitu banyak bahan makanan, pikirnya gusar.

  Dan hari ini, sepulangnya dari sholat Jum'at, kemarahannya memuncak ketika dilihatnya teras rumah penuh tas plastik dan doos kecil. Teriakan marahnya menggema, memanggil Nei. Berbareng dengan derap-derap kaki memasuki halaman rumahnya. Mereka, tetangga-tetangga belakang komplek rumah, memandangnya dengan wajah berbinar. "Aku mengundang mereka, untuk mengambil bahan makanan," jelas Nei, membuatnya tergugu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar