Pengikut

Senin, 30 Maret 2020

Wajah Ibu

WAJAH IBU

     "Terimalah!" katanya memaksa. Sementara aku mendengarnya seperti sebuah gaungan di telinga. Segepok uang berwarna merah dalam amplop coklat yang dikatakannya sebagai uang muka menyilaukanku. Dadaku bergemuruh seketika. Terbayang wajah Marni yang tengah kecewa karena sejauh ini aku tak sanggup membelikannya sebuah tas branded dengan harga puluhan juta rupiah.

     Mataku tiba-tiba mengabut, ketika wajah yang lain melintas di benakku. Wajah ibuku! Ia yang tak lelah menanamkan nilai kejujuran padaku. Dua perempuan itu, wanita yang sangat kucintai, saling tarik menarik dalam pikiranku. Aku ingin membahagiakan keduanya. Namun, wajah Ibu lebih dominan menarikku.

   "Tidak!" jawabku tanpa ragu. Kupandangi wajah Yuda sahabatku dengan tajam. Wajahnya berubah seketika, ada gurat marah dan kecewa. Proyek penunjukan yang diminta Yuda untuk dijatuhkan kepadanya, kutolak mentah-mentah. Aku menganjurkan dia agar melalui prosedur sebagaimana mestinya. Lalu, aku keluar dari kafe itu dengan sangat gagah. Sementara di luar, senja  di ufuk barat kali ini terasa begitu merah.

BNA,29052019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar