Pengikut

Senin, 30 Maret 2020

Lanyy

LANNY

Senyum berkembang tatkala engkau memasuki gerbang rumah. Hal itu kulihat dari sela-sela gorden jendela kamarku. Halamanku memang penuh tanaman bunga. Gadis seberang rumah sedang mengagumi bunga-bunga yang sedang bermekaran.

"Tante... Lanny boleh kan main di sini setiap saat bila sedang bete...?" Kata gadis itu kepada mamaku. Tanaman bunga itu bermekaran indah adalah berkat ketekunan mama merawatnya. Sekarang mama punya teman untuk merawat tanaman bunga di halaman. Aku tetap mengamati gadis tetangga tersebut dari balik jendela kamar. Berkulit putih, cantik, dan lincah, itu penilaianku. Semakin hari ada getar rasa aneh di dadaku setiap mengamati Lanny. Bibirnya yang merah merekah dan ceracau saat bersama mama merawat tanaman bunga itu yang membuat aku tertarik padanya. Hanya aku belum berani secara terang-terangan menemui dan mengajaknya berkenalan. Ia paling suka bunga celosia yang warna-warni, kata mama.

Sore itu kuberanikan diri datang ke seberang rumah dengan membawa tanaman bunga celosia kesukaan Lanny. "Tante... apa Lanny ada? Saya membawa bunga kesukaannya kata mamaku. Maka saya disuruh mama membawa bunga ini untuknya," kataku pada seorang ibu yang membukakan pintu untukku. Matanya terbelalak saat mendengar kata-kataku. Akhirnya beliau bercerita, bahwa Lenny telah meninggal dunia lima tahun yanğ lalu. Ia penggemar tanaman bunga yang telah pergi dibawa penyakit leukemia yang menggerogoti selama beberapa tahun. Kini giliranku yang terduduk lemas.

#Pentigraf_Tom
Solo, 6 Desember 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar