Pengikut

Senin, 30 Maret 2020

Meninggal

MENINGGAL

Sudah sekitar satu setengah tahun Bapak sakit-sakitan. Dalam usia beliau yang sudah di atas delapan puluh tahun, kesehatan beliau sudah cukup mengganggunya. Ada berbagai penyakit yang beliau idap. Yang paling dominan adalah darah tinggi dan sakit di persendian kaki. Sejak lebih dari setahun lalu, Bapak hanya bisa terbaring di tempat tidur karena kakinya tak kuat menopang tubuhnya untuk berdiri. Bapak juga sudah susah berkomunikasi. Yang beliau katakan seringkali tak kumengerti.
Karena kami semua sudah berkeluarga dan berumah sendiri, Ibu yang sehari-hari merawat Bapak. Meski ada pembantu rumah tangga yang bekerja pada orang tuaku tapi urusan Bapak tetap Ibu yang tangani sendiri. Secara bergantian kami juga selalu berkunjung menengok Ibu dan Bapak. Ibu termasuk suka cemas bila Bapak sakit. Aku pernah beberapa kali ditelepon Ibu untuk datang karena Bapak badannya panas atau susah makan.
Subuh belum datang ketika aku terbangun karena dering ponselku berteriak tak henti. Dengan kesadaran yang belum pulih, segera kuterima telepon dari Ibu. Pasti ada hal yang darurat kalau Ibu menelepon sepagi ini, pikirku. Ibu bilang, "Ton, Bapak sudah meninggal..." Aku tak selesaikan pembicaraan telepon itu karena panik. Sepotong kalimat Ibu cukuplah membuatku memacu sepeda motorku dengan perasaan hancur. Jalan-jalan yang sepi memudahkanku ngebut sebisaku. Hilang sudah pahlawan keluargaku. Air mataku meleleh di sepanjang perjalananku. Kuparkirkan motorku di depan pagar lalu aku melompati pintu pagar yang terkunci. Ibu membukakan pintu mendengar ketukanku. Senyum ibu mengembang, "Syukurlah, Bapak sudah meninggalkan tempat tidur. Tadi Bapak bangun sendiri dan bisa berjalan."

#belajarpentigraf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar