Pengikut

Rabu, 04 November 2020

Kunjungan Kerumah



Pandemi Covid 19 yang melanda bangsa kita sekarang belum selesai dan belum tahu kapan berakhir. Saya sebagai guru yang mengajar di daerah pinggiran kota Banda Aceh yang orang tua mereka rata-rata bekerja ada sebagai nelayan dan ada  sebagai Pemulung. Hari ini saya berkunjung ke rumah siswa untuk melaksanakan proses belajar disatu tempat yaitu tiap minggu nya dipilih bergiliran. 


Dengan adanya bencana non alam ini para guru dituntut untuk kreatif dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena banyak kendala dari orang siswa dari paket atau kuota walaupun pemerintah sudah membantu kuota, namun hal lain juga ada permasalahan yaitu masalah Hp. Makanya seorang guru mengambil inisiatif yaitu berkunjung kerumah rumah untuk menjalankan tugas mulia ini. 


Kenapa saya jalankan demikian dikarenakan siswa saya rata rata mereka dan orang tua mereka tidak memiliki handphone atau connecting Internet untuk melakukan pembelajaran online atau Daring.

Adapun tujuan lainnya yang kami lakukan ini adalah :


1. Berkoordinasi dengan orang tua siswa untuk tetap belajar di rumah selama Pandemi Covid 19. 

2. Berkoordinasi dengan orang tua siswa untuk terus mengingatkan kepada putra putri nya untuk jaga kesehatan dan kebersihan. 

3. Menceritakan tentang kondisi virus Corona saat ini khususnya di kota Banda Aceh. 

4. Memberikan pemahaman kepada orang tua siswa apa saja yang harus dilakukan selama anaknya tidak kesekolah. 

5. Silaturahmi dengan keluarga siswa apabila ada yang terkena musibah, serta memberikan motivasi. 

Selamat beraktivitas bagi bapak / guru hebat, semoga ada manfaatnya dan tetap semangat dalam menjalankan tugas. 

Dalam kegiatan berkunjung belajar dari rumah adalah salah satu bentuk kepedulian guru untuk mencerdaskan anak bangsa dimasa Pandemi. Maka dari itu dengan cara mengunjungi rumah mereka, guru guru ini bisa bertemu dengan peserta didiknya. Ada hal positif didapatkian oleh guru guru ketika mengunjungi rumah siswanya, dan hal hal yang belum diketahui menjadi tahu, seperti kondisi siswanya dilingkungan tempat tinggal mereka dan kondisi keluarga mereka. Jadi ini akan terus dilakukan agar bisa memberikan pelayanan yang terbaik bagi siswa yang ada disekitar sekolah kami.

Senin, 02 November 2020

Pembelajaran Jarak Jauh di masa Pandemi Covid 19.

Pembelajaran Jarak Jauh Di masa Pandemi Covid 19 


Sebelum adanya Pandemi Covid 19  di Negeri kita ini akses untuk berpergian kemana mana  tidak perlu kita mengurus surat Rapid tes ke rumah sakit atau klinik klinik terdekat dan memakai masker kalau kita keluar dari rumah. Kegiatan belajar mengajar pun dilaksanakan secara langsung di kelas tanpa adanya pembatasan sosial. Namun setelah adanya Covid 19 untuk keluar daerah sangat terbatas dengan adanya PSBB disetiap daerah yang diberlakukan oleh pemerintah. 


Kegiatan belajar mengajarkan tidak dilakukan secara langsung oleh para guru disekolah melainkan melalui pembelajaran Jarak jauh. Seperti dengan WAG, Google Claasroom, zoom dan sebagainya, untuk mengatasi penularan  virus Corona dikalangan guru dan siswa yang sedang melanda negeri kita. Solusi tersebut berupa panduan pembelajaran Jarak Jauh bagi guru di situasi wabah  Corona  dengan cara melakukan pembelajaran ini memiliki dua tujuan utama yaitu :


1. Mendorong keterpanduan orangtua, guru dan siswa untuk mempunyai daya belajar dalam menghadapi situasi darurat akibat wabah virus Corona. 

2. Memastikan anak mendapatkan pengalaman bermakna, menantang dan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan anak. Dijelaskan pula langkah awal yang bisa dilakukan  oleh seorang guru untuk bisa mewujudkan pembelajaran Daring yang berfokus pada kebutuhan siswa. 


Pembelajaran Daring atau jarak Jauh bertujuan untuk menggabungkan teknologi elektronik dan teknologi berbasis Internet. Proses pembelajaran Jarak jauh dapat disampaikan dengan menggunakan berbagai teknik dan teknologi. Bentuk pembelajaran Jarak jauh ini mengharuskan siswa untuk dapat mengakses Internet. Pembelajaran Jarak jauh merupakan pembelajaran yang dilakukan dalam masa Pandemi Covid 19. 


Dari peristiwa yang melanda ini, dapat kita mengambil pelajaran bahwa Covid 19 sangat mengajarkan kita pola hidup sehat, pentingnya menjaga kesehatan serta berhubungan dengan sesama manusia . Walaupun pun wabah ini merebak dan belum tahu kita kapan berakhirnya. Namun, demikian walaupun virus Corona ini masih belum pergi dari sekitar kita akan tetapi belajar jalan terus. Kita sebagai manusia hanya bisa berdoa kepada Allah SWT semoga wabah Corona ini berakhir.

Minggu, 01 November 2020

Kapan Anda Menikah

 siapa nama kamu? Apa tujuan terbesar hidupmu?  Apakah hidup saat ini jauh lebih berarti?  Sukses seperti apa yang kamu ingin capai? 

Sudahkah kamu punya pasangan untuk dijadikan pendamping hidup?  Masihkah kamu merasa terlalu muda untuk mewujudkan semua impianmu dan menikah? Apakah kamu sudah punya penghasilan sendiri atau berencana untuk membuka bisnis di usia muda? 

Sobat semua yang saat ini masih galau mau melangkah ke mana dan ingin menjadi seperti apa ke depannya.  Pertanyaan - Pertanyaan di atas hanyalah pernyataan biasa, yang sebenarnya dengan mudah bisa dijawab. Namun terkadang jika kita dalami, sepertinya banyak hal yang luput atau sepertinya belum terpikirkan.  Apa mungkin karena kamu masih terlalu muda untuk memikirkan semua itu. Tapi yang jelas, umur kamu akan bertambah dari hari kehari, bulan ke bulan, dan bilangan tahun kedepan kamu bukanlah anak sekolahan atau atau anak kampus atau anak muda yang polos,tapi sudah menjelma menjadi orang dewasa yang harus memikul beban hidup dan kewajiban yang tidak bisa dibilang ringan. 

Sekarang ambil posisi untuk berani melihat lebih dalam, tentang dirimu seutuhnya. Berdirilah didepan cermin yang kamu bisa melihat bayangan dirimu mulai dari ujung kaki sampai ubun ubun, seberapa tinggi dirimu, berat badan, warna kulit, bentuk muka, hidung, rambut, bola mata, kaki, tangan, dada, dan tersenyumlah, seberapa maniskah senyummu?. 

Resep sambal udang


1. Udang

2. Cabe rawit secukupnya 

3. Belimbing secukupnya 

4. Bawang Merah 

5. Garam 

6. Batang serai 

Cara membuat nya 

Udang dibersihkan dan dicampur belimbing lalu ditumbuk bersama dengan udangnya jangan terlalu halus.batang serai hanya untuk pewangi, biar sambalnya enak harus pedas. 


Catatan Kecil Kegiatan Uji Keterbacaan Buku Sekolah Gaul Anti Kekerasan






Dalam rangka mengurangi tindak kekerasan di lingkungan sekolah. Khususnya pada jenjang sekolah Menengah Atas,  Direktorat SMA bidang peserta didik telah melaksanakan penyusunan dan pembahasan buku Bekolah Gaul Anti Kekerasan sebagai upaya untuk mengurangi tindak kekerasan di lingkungan sekolah pada tahun 2020 ini. 

Kegiatan tersebut melibatkan beberapa pihak yang sesuai dengan  bidangnya masing -masing yaitu unsur Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI),  Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ( KemenPPPA),  Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, dan Sekolah yang diwakilkan oleh guru hebat yang berkaitan dengan pencegahan dan penanggulangan tindak kekerasan. 

Pelaksanaan Uji Keterbacaan secara garis besar dijelaskan yang meliputi tujuan, strategi pembahasan, dan jadwal pelaksanaan. 

Maraknya kejadian kejadian mengenai tindak kekerasan di lingkungan satuan pendidikan dapat membahayakan keamanan dan keselamatan peserta didik maupun maupun pihak pihak yang berada dalam sekolah. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)  mencatat bahwa pada Tahun 2019 menerima laporan sebanyak 153 kasus kekerasan fisik dan psikis yang berasal dari anak korban kebijakan, anak korban kekerasan fisik dan bullying. KPAI mengungkapkan kekerasan fisik dan bullying mencapai 39 persen terjadi pada jenjang SD /MI, 22 persen terjadi pada jenjang SMP)  sederajat, dan 39 persen terjadi pada jenjang SMA /SMK / MA. Selain hal tersebut KPAI juga mencatat sebanyak 21 kasus kekerasan seksual dengan jumlah korban mencapai 123 anak terjadi pada institusi pendidikan. 

Fenomena lain yang memperlihatkan keprihatinan dalam dunia pendidikan yaitu data tawuran pelajar yang terjadi sepanjang tahun 2019 meningkat sebesar 1.5 persen dari tahun sebelumnya.  Tentu data data diatas adalah kondisi yang sangat memprihatinkan dan harus menjadi perhatian seluruh stakeholder yang berada pada satuan pendidikan. 

Faktor yang menyebabkan tindak kekerasan yang dilakukan baik siswa atau guru atau warga sekolah lainnya misalnya ajakan teman,salah pergaulan, tidak dapat mengendalikan emosi dan faktor lainnya. WHO menyebutkan bahwa dampak yang disebabkan tindak kekerasan tidak hanya secara fisik tetapi jika ditilik dari segi dunia pendidikan, tindak kekerasan dapat mempengaruhi pencapaian belajar peserta didik 

Mencermati hal tersebut, Direktorat SMA membuat salah satu solusi untuk mengurangi tindak kekerasan diantaranya menulis buku mengenai bagaimana peserta didik dapat menjalankan proses pembelajaran yang nyaman disekolah tanpa adanya rasa khawatir terkait tindak kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah. Buku tersebut berjudul " Sekolah Gaul Anti Kekerasan " yang sudah disusun oleh beberapa Akademisi dan ahli,, namun untuk penyempurnaan nya dibutuhkan masukan atau rekomendasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu demi semakin baiknya buku yang akan dirilis. 

Itulah sekelumit catatan saya dalam mengikuti kegiatan Uji Keterbacaan Buku Sekolah Gaul Anti Kekerasan yang berlangsung selama 4 hari di Sentul Bogor, semoga Buku tersebut didistribusi kesekolah sekolah. 


Sabtu, 31 Oktober 2020

Tujuan Belanda Datang ke Aceh


Sebelumnya hubungan baik antara Aceh dengan Belanda yang sudah terbina sekitar 200 tahun, mulai tampak retak sejak pertengahan pertama abad 19. Oleh karena perubahan persetujuan Traktak London yang mengizinkan Belanda di Batavia pada tanggal 18 Maret 1873 mengirimkan ultimatum kepada Raja Aceh agar menyerah, dan ultimatum ini di tolak. Belanda mengirimkan ekspedisi yang dipimpin jendral Kohler dan tewas dalam pertempuran. Belanda mengirimkan pasukan lebih besar, dipimpin Jendral Van Swieeten di Padang. Kutaraja berhasil dikuasai Belanda. Sejak saat itu mulailah menanam kukunya di Aceh. 

Pertama, rupanya Belanda benar -benar ingin merebut kedaulatan kerajaan Aceh, maka tepatnya tanggal 26 Maret 1873, Belanda mengumumkan perang dengan kesultanan Kerajaan Aceh, dengan alasan telah bersalah dan melanggar perjanjian Niaga,  perdamaian dan persahabatan yang dibuat pada tanggal 30 Maret 1857 dengan pemerintah Hindia Belanda untuk menguasai Aceh. Hal ini tentu tidak terlepas dari ketamakan Belanda untuk menguasai hasil alam Aceh dan menguasai jalur pelayaran yang sangat dikenal oleh pedagang pedagang luar negeri karena Aceh telah sangat terkenal dan berkembang sebagai pusat perdagangan internasional. 

Sejalan dengan Perwujudan Pax Neerlandica, maka sejak tahun 1870 tampaknya Belanda semakin bernafsu untuk menaklukkan Aceh. Ada dua faktor penyebabnya: pertama, sejak tahun itu dikeluarkan undang - undang Agraria yang berarti prinsip prinsip liberalisme mulai dipraktekkan, tetapi tetap tidak terlepas dari ikatan untuk tujuan penjajahan. Pemilihan Belanda dengan meletakkan pulau Sumatera sebagai prioritas pertama rencana ekspansi mereka mengandung beberapa pertimbangan dasar, antara lain faktor faktor ekonomis dan geografis pulau tersebut yang cukup memungkinkan untuk tercapainya tujuan penjajahan yang telah digariskan dari segi politis. Khususnya Kerajaan Aceh selama ini merupakan penghambat utama gerak perluasan kekuasaan Belanda dipesisir timur dan selatan pulau Sumatera, mereka mengidealkan harus sukses diatasi. Disamping itu, modal dari berbagai bangsa Barat yang sedang ditanam terutama di daerah Sumatera Timur juga memerlukan jaminan keamanan dan salah satu paling tepat adalah dengan menundukkan kerajaan Aceh. Sebab selama kerajaan itu ditunjukkan, selama itu pula serangan akan selalu ditunjukkan terhadap kekuasaan Belanda disana. 

Kedua, sebagai faktor yang menyebabkan Belanda semakin berambisi untuk menaklukkan Aceh adalah dibuka nya terusan Suez pada tahun 1869 M. Pembukaan Terusan Suez telah mengakibatkan dunia mengalami perubahan besar, terutama di bidang politik, ekonomi, dan sosial. Lalu lintas Internasional antara Timur dan barat semakin bertambah ramai dan karenanya ekspansi perdagangan dan penjajahan semakin tersemangati. Posisi strategis Aceh yang demikian tersebut menyebabkan Belanda semakin khawatir akan kemungkinan Aceh jatuh kepada salah satu negara barat lainnya. Hal inilah yang mendesak Belanda meninggalkan strategi lama dalam penaklukkan Aceh. 

Jadi oleh karena itu perang Aceh bagi negeri Belanda bukan sekedar pertikaian bersenjata. Ini merupakan fokus suatu politik nasional selama satu abad yang ditandai suatu babakan waktu peralihan tempo dulu. Pada masa sebelum Belanda menginjak kakinya di Aceh, negeri ini adalah sebuah kerajaan yang berdaulat, yaitu kerajaan Darusalam yang dipimpin oleh seorang sultan (raja). Belanda datang ke Aceh bertujuan untuk menjajah dan sekaligus sebagai misionaris. Oleh karena hasil alam yang sangat melimpah di Aceh maka Belanda ingin mengusainya, untuk tercapainya keinginan tersebut,  Belanda menyatakan perang kepada Kerajaan Aceh.

Sekian semoga bermanfaat bagi yang membaca nya. 

Trumon Dan Benteng Pertahanan


Harus diakui bahwa Trumon memiliki kemajuan dalam banyak sektor kehidupan masyarakat dan pemerintahannya, dan tidak kalah kemaluannya, jika dibandingkan dengan kerajaan - kerajaan lain di Nusantara yang pernah eksis pada masa nya.

Salah satu aspek kehidupan yang menentukan eksistensi Trumon sebagai satu kerajaan yang berdaulat penuh adalah dengan ada dan kuatnya pertahanan dan keamanan dalam negeri nya. Trumon dalam hal ini, dalam rangka menciptakan keamanan, terutama dari ronngrongan pihak asing. Kerajaan ini pernah membangun bentengnya yang indah, kuat dan tangguh. Benteng ini pun dibangun di tepi pantai, memiliki keunikan keunikan, seperti adanya beton penyangga yang tingginya mencapai tiga- empat meter, dengan memiliki lubang tembak meriam yang ditempatkan disama mencapai 35 buah dan lobang untuk menempatkan alat teropong keluar atau musuh.  

Jumat, 30 Oktober 2020

Biografi Teungku Peukan

 





Siapa sebenarnya Teungku Peukan? Pada dasarnya keturunan Teungku Peukan berasal dari Lamreung Aceh Besar, karena ayahnya Teungku Adam pada saat itu pergi kewilayah Selatan Aceh untuk membantu peperangan yang terjadi pada saat itu, hingga mendiami daerah Sawang tepatnya di desa alue pakue dan memperistri seorang perempuan disana yang bernama siti zalikha, sehingga lahirlah Teungku Yahya, Teungku Peukan dan seorang adik perempuan bernama Nyak Teh.

Namun menurut Muhammad Yacob, Teungku Peukan dilahirkan di Desa Alue Pakue Kecamatan Sawang Aceh Selatan, tanggal kelahiran nya tidak diketahui pasti tapi diperkirakan pada sekitar tahun 1886, ini didasarkan pada saat ia melakukan penyerangan ke tangsi Belanda di Blangpidie tahun 1926 ketika itu berumur 40 tahun,atau bertepatan pada fase awal peperangan Aceh dengan Belanda. 

Teungku Peukan memperistri seorang dara cantik jelita yang berasal dari kota naga Tapak Tuan yang bernama Intan Darek.  Isterinya ini banyak membantu perjuangan Teungku Peukan dengan rela mengorbankan harta, bahkan putra putranya juga syahid dalam pertempuran baik bersama Teungku Peukan maupun sesudahnya.  Intan Darek juga merupakan seorang istri yang tabah dalam menghadapi suka duka kehidupan, rumah tangga mereka senantiasa rukun dan damai.  Keduanya baru berpisah oleh syahidnya Teungku Peukan dalam penyerangan tangsi Belanda di Blangpidie tanggal 11 september 1926.

Dari perkawinan Teungku Peukan dengan Intan Darek mereka dikaruniai 7 orang putra putri. 

1. Kasim 

Ia meninggal di dayah Tgk Di Lhueng (samping puskesmas Blangpidie sekarang) sekitar lima jam setelah Tgk Peukan gugur. Ia ditembak saat berusaha mengayun sepotong kaca untuk menghantam kepala seorang Belanda yang memaksanya untuk menyerah. 

2. Daud ( mempunyai anak) 

Basri dan Lasmi 

3. Ramli ( mempunyai anak) 

Firdaus di Manggeng 

Sabirin di Manggeng 

Daud di Alue Pakue Sawang 

4. Thalhah 

5. Abu Ubaidah 

Ia syahid di suak timah kecamatan samatiga Aceh Barat tahun 1942 tatkala bertempur untuk menahan laju pergerakan pasukan Belanda. 

6. Khotimah ( mempunyai anak) 

- Salam

- Asma 

- Hafsah 

7. Lettu Abdullah Sani 

Ia gugur dalam front di Tiga Lingga Karo, Kabupaten Dairi tanggal 13 Maret 1949 dalam Agresi militer Belanda yang kedua, jenazahnya dikebumikan di taman makam pahlawan Kabanjahe Kabupaten Karo,Sumatera Utara. 

Sekilas Biografi Teungku Peukan semoga bermanfaat bagi yang membaca, semoga kita selalu mengenang jasa pahlawan dan sekarang nama syuhada tersebut diabadikan menjadi salah satu nama Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya. 


Edi Syahputra.H, S.Pd 

edsamatra.blogspot.com 

Ustad Ahmad Darmawi


 Ustad Ahmad Darmawi dilahirkan di Desa Padang Kecamatan Manggeng Aceh Barat Daya sekitar 45 tahun yang lalu, beliau menimba ilmu Agama disalah satu pesantren di kota Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Pronvisi Aceh.

Ustad Ahmad Darmawi sekarang salah satu pengajar di pesantren Jabarnur Jadid yang lokasinya di Desa Meurandeh Kecamatan Lembah Sabil Kabupaten Aceh Barat Daya. Beliau juga piawai dalam bertausiah,sangat digemari oleh kalangan anak - anak remaja dengan kehumorannya. 

Apalagi sekarang memasuki bulan Maulid jadwal ceramah atau tausiahnya sudah banyak jadwalnya, jam terbang beliau ceramah bukan hanya di Aceh Barat Daya saja, malahan sampai ke ibu kota provinsi Aceh, disamping beliau mengajar anak anak Santri dipesantren, beliau juga sebagai penghulu disalah satu kantor KUA di Kabupaten Aceh Barat Daya. 

Beliau juga dipercayakan menjabat sebagai kepala lorong atau keplor di kampung tempat kelahirannya, beliau juga aktif  di Tagana Pemkab Aceh Barat Daya  dan juga sebagai ketua sepeda ontel di kecamatan Manggeng. Beliau juga pernah menjadi Pj Kepala Desa Padang beberapa tahun yang lalu. 

Kamis, 29 Oktober 2020

92 Tahun Sumpah Pemuda di Masa Pandemi Covid-19



Sumpah Pemuda menjadi    salah satu momen penting dalam perjuangan bangsa Indonesia menuju kemerdekaannya.  Tanpa Sumpah Pemuda, maka semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia tidak akan pernah terwujud. Meskipun Sumpah Pemuda bukanlah usaha pertama kali bangsa Indonesia untuk mempersatukan kebeanekaragamannya, tetapi Sumpah Pemuda tetap satu langkah penting bangsa Indonesia menuju kemerdekaan.

Salah satu momen  pergerakan pemersatu bangsa ini lahir tepat pada tanggal 28 Oktober 1928 yang berarti sudah 92 tahun usia bangsa Indonesia kini. 

Sejarah Sumpah Pemuda 

Sumpah Pemuda tidak serta merta terjadi begitu saja proses terciptanya Sumpah Pemuda ini begitu panjang dan berliku, semua ini berkat kerja keras Pemuda -Pemuda yang kala itu bermimpi untuk bersatu dalam kebhinekaan tunggal ika yang khas Indonesia, akibat dari kesadaran akan sebangsa dan setanah air  dan mulai mengenal paham nasionalisme. Sebut saja perkumpulan Pemuda - Pemuda paling terkenal dan paling sering kita baca dalam buku buku pelajaran sejarah Indonesia yang ada disekolah - sekolah adalah Jong Java, Jong Celebes, Jong Sumatera dan Jong Ambon. Namun, sayangnya buku- buku tersebut di sekolah lebih sering menyebutkan perkumpulan -  perkumpulan Pemuda atau organisasi pemuda yang berlatar belakang pada suku, fakta ada juga  perkumpulan perkumpulan Pemuda atau atau organisasi Pemuda Pemuda yang berlatar belakang pada agama yang hadir dalam kongres Pemuda I dan kongres Pemuda II. 

Sumpah Pemuda Riwayat mu kini. 

Kembali pada pertanyaan "Apakah semangat Sumpah Pemuda yang menjadi tonggak sejarah persatuan bangsa Indonesia akan punah dikemudian hari dan hanya akan menjadi dongeng bagi generasi bangsa kedepan.? Melihat kondisi bangsa kita saat ini. Saya agak meragukan konsistensi serta keberhasilan para pemuda Indonesia masa kini untuk tetap menyalakan obor dan juga sebagai generasi emas tahun 2045 mendatang. 

Kita sering secara " serampangan "mengatakan bahwa di era globalisasi ini adalah faktor utama yang meredupnya semangat Sumpah Pemuda, namun kita tidak seharusnya menyalahkan secara penuh era globalisasi atau era Milenial ini sebagai penyebab meredupnya semangat Sumpah Pemuda. 

Ada banyak faktor yang saling berkaitan dan saling memengaruhi satu sama lain sehingga membuat Sumpah Pemuda menjadi redup di usianya 92 tahun ini. 

Pertama, hilangnya minat  para pemuda Indonesia akan mata pelajaran sejarah.  Saya memiliki anggapan bahwa belajar sejarah berarti belajar tentang segala hal dari masa lalu, bahkan mata pelajaran sejarah hampir dihapus dalam kurikulum.  Salah satu peristiwa, dan dari peristiwa masa lalu itulah akan mulai terbentuk identitas suatu objek ( dalam hal ini adalah Indonesia sebuah bangsa). Jika kita tidak dapat meminati pelajaran sejarah, utamanya Sejarah Indonesia, lantas bagaimana kita bisa tahu sejarah dan identitas bangsa kita?.

Kedua adalah tidak adanya kemauan untuk mencari tahu atau menggali lantas memaknai semangat dari suatu peristiwa sejarah. Hal ini biasanya berawal dari kurangnya minat untuk belajar sejarah. Contohnya adalah ketika kita memperingati Sumpah Pemuda, maka kita akan mengikuti suatu kegiatan yang berhubungan dengan Sumpah Pemuda sebagai wujud rasa hormat kita untuk memperingati lahirnya Sumpah Pemuda yang saya pikir tanpa ada nya Sumpah Pemuda mungkin Indonesia tak akan bersatu seperti sekarang. Terkadang orang - orang banyak mengikuti kegiatan sebagai sebuah aktivitas formal belaka tanpa memaknai semangat yang terkandung dalam peristiwa yang kita peringati tersebut. 

Ketiga adalah berkurangnya tekad dan semangat para pemuda Indonesia untuk sebangsa, setanah air, dan sebahasa satu. Ini muncul seiring dengan hilangnya keinginan untuk belajar serta memaknai semangat suatu peristiwa sejarah. Disamping itu hal ini juga muncul karena sikap apatis para pemuda dan pemudi Indonesia terhadap kondisi bangsanya sendiri. 

Sumpah Pemuda di Masa Pandemi Covid 19. 

Hari Sumpah pemuda yang ke 92 tahun 2020  ini, akan diperingati dalam keadaan masa Pandemi Covid 19 . Peringatan Sumpah Pemuda tahun ini sungguh sangat berbeda bila dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya  serta dalam pelaksanaan peringatan Sumpah Pemuda harus memperhatikan protokoler kesehatan. 

Peringatan Sumpah Pemuda haris menjadi patokan para pemuda pemudi untuk memantapkan rasa bersatu dan bangkit dalam menghadapi berbagai rintangan dan tantangan terutama dalam menghadapi Pandemi Covid 19. 

Peringatan hari Sumpah pemuda ditahun 2020 ini mengingatkan akan semangat  Pemuda dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan menjiwai pengorbanan para generasi muda bangsa dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. 

Peran generasi muda sebagai sosok yang kuat, yang tegar dan yang penuh semangat dan energi, dapat membawa perubahan bersama sama pemerintah dalam memutuskan mata rantai  penyebaran virus Corona.  peringatan Sumpah Pemuda ini dapat kita jadikan sebagai pembangkit rasa persatuan dan rasa semangat yang besar terutama bagi generasi muda, peringatan Sumpah Pemuda bagi generasi muda Indonesia dapat menumbuhkan rasa kerja keras, rasa persatuan dan kesatuan, rasa saling peduli, rasa saling berbagi, rasa simpati dan empati dan semangat gotong royong dalam membangun suatu kebersamaan sebagai bangsa. 

Dengan semangat persatuan para pemuda tantangan tantangan yang berat termasuk Pandemi Covid 19 yang  sedang kita hadapi ini pasti akan terlewati.

Seperti kata bung Karno ; Berikan aku 1000 orang tua akan ku cabut gunung semeru sampai ke akar akarnya dan berikan aku 10 Pemuda niscaya akan ku goncangkan dunia. Dari perkataan bung Karno ini, dapat kita simpulkan bahwa peran generasi muda sangatlah dibutuhkan sebagai pembawa perubahan yang besar, dengan kekuatan yang besar dari generasi muda akan membawa perubahan yang baik kedepannya, dan dengan peringatan Sumpah Pemuda ini sangat menyadarkan generasi muda bahwa perannya sangat dibutuhkan dalam menghadapi berbagai tantangan dan membangkitkan kobaran semangat para pemuda dalam menghadapi tantangan demi tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia. 

Kesimpulan 

Dari pengamatan yang  saya lakukan memang sungguh ironis kondisi bangsa kita sekarang.  Dimana para pemudanya tidak memiliki kesadaran dan semangat untuk bersatu dalam kehidupan berbangsa seperti yang digemakan oleh para pendahulunya.  Namun, kita juga tidak bisa mengeneralisir bahwa semua Pemuda Indonesia tidak memiliki semangat Sumpah Pemuda. Saya percaya bahwa setidaknya tidak sedikit anak -anak muda Indonesia memiliki semangat itu sehingga Sumpah Pemuda pada akhirnya tidak menjadi sebuah dongeng  menyenyakkan bagi generasi muda penerus bangsa ini. 

Kini saatnya Indonesia harus  berbenah diri, terutama dalam dunia pendidikan apalagi disaat Pandemi Covid 19 saat ini. Karena dari dunia pendidikan lah generasi - generasi muda bangsa akan terus dicetak. 

Di tengah ancaman Pandemi Covid 19 ini para generasi muda harus bangkit untuk bersama berjuang menggerakkan kesadaran  bersama untuk membebaskan diri dari penjajahan, maka semangat persatuan 92 tahun yang lalu  itu seharusnya juga masih bergema kala ini dalam berjuang  mengatasi Pandemi Covid 19 yang masih melanda bangsa Indonesia. 

Namun untuk bisa mewujudkan kebebasan dari Pandemi Covid 19 juga diperlukan semangat semangat dan daya juang yang sama seperti 92 tahun yang lalu.

Dengan peran besar Pemuda dalam mengatasi Pandemi Covid 19, maka bukan tak mungkin reputasi Indonesia di mata dunia pun bisa bangkit setelah Covid 19 menghantam berbagai aspek kehidupan masyarakat. 

Edi Syahputra.H, S.Pd 

edsamatra.blogspot.com 





Rabu, 28 Oktober 2020

Perjalanan Di masa Pandemi Covid -19

 Perjalanan dimasa Pandemi Covid 19 



Sabtu pagi sekitar jam 10 mendapat undangan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan  untuk mengikuti kegiatan Uji Keterbacaan Buku Sekolah Gaul Anti Kekerasan yang dilaksanakan di sentul Bogor. 


Rabu selepas shubuh saya berangkat dari rumah menuju Bandara internasional Iskandar Muda Aceh Besar untuk bertolak ke Jakarta dengan pesawat Batik. Kami dari Aceh mendapatkan undangan kegiatan tersebut sebanyak 3 saya sendiri dari SMA Negeri 13 Banda Aceh, Bapak Saiful Bahri dari SMA raudatul Fuqara Paya Bakong dan Bapak Surya Akcmal dari SMA Syamtalira Aron. 


Sesampainya kami dibandara Internasional Sukarno Hatta tepat nya pukul 12.00 WIB, kami langsung menuju lokasi kegiatan di Hotel Lorin Sentul Bogor. Hotel tersebut bersebelahan dengan arena sirkuit sentul

Begitu sampai di Hotel kami langsung menjumpai panitia untuk registrasi peserta dan disana sudah ada peserta dari berbagai sekolah yang ada di Indonesia dari ujung Barat sampai ujung timur. 


Setelah selesai registrasi kami langsung menuju kamar yang posisinya dilantai lima hotel tersebut, kami langsung istirahat sebentar dikamar hotel, setelah itu kami baru membersihkan badan karena malamnya tepat pukul 08.00 WIB akan dilaksanakan pembukaan acara. 


Kegiatan tersebut ada dua kegiatan yang pertama Workshop Lancar Public Speaking dan kegiatan yang kedua Uji Keterbacaan Buku Sekolah Gaul Anti Kekerasan yang jumlah pesertanya 150 orang didua kegiatan tersebut.  Setelah usai pembukaan kami dibagi dua kelompok. 


Hari pertama sesuai dengan ramdom kegiatan yaitu penyampaian materi dari KPAI dan dilanjutkan penyampaian materi dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan, setelah Isoma siang itu baru kami dibagi kelompok lagi khusus untuk kegiatan Uji Keterbacaan Buku Sekolah Gaul Anti Kekerasan karena untuk menelaah buku tersebut.  Kami dibagi atas 6 Kelompok dan tiap tiap kelompok membahas semua bab yang ada dalam buku itu. Setelah kami telaah perkelompok hasilnya akan diplenokan. 


Saya secara pribadi sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut walaupun saat ini masih dalam keadaan Pandemi Covid 19. Namun tidak terlepas juga dari protokoler kesehatan. Dalam kegiatan itu saya mempunyai banyak teman dan disaat istirahat kami menceritakan tentang daerah kami masing masing maksudnya berbagi cerita. 


Disela- sela kegiatan kami dari Aceh berkenalan dengan seorang profesor Eman Anoe, beliau adalah tim ahli di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Bapak Prof tersebut rupanya berasal dari Aceh yaitu dari Lhokseumawe, beliau sudah lama di Jakarta, beliau juga seorang Dosen disalah satu Universitas swasta di Jakarta. 


Banyak pengalaman yang beliau ceritakan kepada kami, dari semenjak beliau hijrah dari Aceh ke Jakarta sekitar tahun 90 han. 


Setelah kegiatan ditutup, sabtu pagi sekitar pukul 09.00 Wib kami bertolak dari ke Bogor ke Jakarta. Kami tiba di Jakarta sekitar Pukul 10.00 Wib kebetulan suasana dijalan Tol tidak mengalami kemacetan,  sesampainya kami dijakarta kami mencari penginapan dulu didaerah Jakarta Pusat, yang lucunya ketika kami mencari makan siang termasuk Pak Prof juga kami keluar masuk gang Kecil untuk mencari rumah makan padang maklum lah Jakarta padat penduduknya. 


Sesuai makan siang di warung padang tersebut kami kembali lagi ke penginapan untuk shalat dhuhur dan beristirahat sejenak. Pak Prof juga pamitan kepada kami karena beliau harus pulang kerumah,  setelah kami antar beliau kelobi hotel kami bertiga pun siap siap untuk jalan jalan ketanah abang untuk belanja ole ole. Setelah membeli beberapa potong pakaian untuk anak anak, kebetulan kawan kami satu orang telah mengambil tiket pesawat  pukul 17.00 harus bertolak kebandara, saya harus mengantar pak surya ke hotel tempat kami menginap karena barang atau beliau dititip dihotel. Karena buru buru kami terpaksa naik Bajai menuju hotel seumur hidup saya baru itu saya naik Bajai. Sesampainya kami berdua dihotel langsung saya pesan Grab untuk pak surya Grabnya pun menjemput beliau, kami pun salam salaman. 


Saya pun langsung masuk kekamar hotel untuk istirahat sejenak, saya merebahkan badan langsung tertidur mungkin kecapean. Pukul 18. 00 saya terbangun. Saya pun mandi dan menunaikan shalat magrib.


Selepas isya saya ditelpon oleh afid kebetulan beliau juga sudah lama di Jakarta, afid mengajak kami makan malam direstoran padang, setelah makan malam selesai afid pun mengantar balik kami ke hotel. Berselang satu jam saya ditelpon lagi oleh Rojer dia mengajak saya jalan keliling kota Jakarta. 


Besoknya minggu pagi sekitar pukul 09.00 Wib, saya dan bang Saiful berkemas kemas barang untuk siap siap ke Bandara Internasional Soekarno Hatta karena kami berangkat pesawat pukul 12.00 menuju Banda Aceh. Tibanya kami dibandara Internasional Iskandar Muda Aceh Besar Pukul 15. 00 Wib. Itulah sekelumit catatan saya dalam kegiatan Uji Keterbacaan Buku Sekolah Gaul Anti Kekerasan yang dibuat oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bidang SMA.


Edi Syahputra.H 

Edsamatra.blogspot.com 

Kamis, 15 Oktober 2020

Kawan dan Saya

 Seorang sahabat lama kulihat sangat berubah. Dia sudah pakai surban dan kami bicara sambil bercanda. 

Aku jadi heran. Dulu kami adalah bandit yg setara, mengapa tampilannya sekarang kayak ulama besar aja, pikirku.

Kawan (Kw), kita sudah tua, waktu kita tinggal sedikit. Mari kita cari Tuhan lebih serius.

Saya (SY), ah ngaklah, jawab saya sekenanya.

Kw; ah sayang kau nanti. Sungguh azab kubur dan api neraka itu sangat pedih. Masih ada waktu untuk kita tobat. 

Sy; oh kalau tobat aku mau. Terus kalau mencari Tuhan itu gimana caranya. Emangnya Tuhan itu punya alamat. Ah Aku takut jadi senewen nanti. Aku lihat, banyak kawan kita dulu ngomongnya malah ngelantur, padahal dia selalu bicara  mencari Tuhan.

Kawanku agak kelabakan menjawab pertanyaan saya. Akhirnya kami sepakat membuka alquran, dan menemukan kedua ayat ini. 

Kw, oh ternyata Tuhan sangat dekat, mengapa kita harus selalu mencarinya, Allah selalu ada 

Dengan kita. 

Sy; maksud dekat di sini, bukan dekat secara fisik. Tapi dekat dengan rahmatNya, dekat dengan pengawasannya, dekat dengan semua kasih sayang dan kehendakNya.

Kami termenung sejenak saling pandang.

Makanya, cara mencari Tuhan yg paling mudah itu adalah dengan beribadah, melaksanakan kewajiban, dan menjauhi larangan. Allah selalu ada dan sangat dekat dengan kita. Bisikan hatipun Allah tahu.

Sy; jadi sambil mancing juga kau bisa kosentrasi berdoa atau berzikir. Doamu akan sampai, dan zikirmu juga akan Allah dengarkan.

Kamipun tertawa. Yg berat itu melaksanakannya, apalagi sambil dakwa-dakwi.

Jumat berkah. Sebelum jumatan, makan bakso dulu yuk.......

Jumat, 09 Oktober 2020

Perempuan Hebat

 Perempuan hebat, pagi menjenguk suami dalam penjara, dan nampak begitu mesra. Sore kembali menjenguk pacar barunya, juga di penjara yg sama,  dengan segala kemesraannya. Lama sekali, baru cinta segitiga itu pun terbongkar. Sang suami tampak sangat terpukul,  murung, dan mengurung diri dalam sel tahanan. Dan dalam keadaan stress, ia akhirnya menceraikan sang istri......

Di lain sisi, tiap hari saya mengelilingi lapangan di tengah penjara, dan mengamati begitu banyak istri setia mengunjungi suaminya. Ada yg malah datang setiap hari. Rasanya bahagia sekali melihat mereka akur dan mesra. Saking simpatinya saya kepada mereka, sering membayar makanan kecil, atau bahkan membayar sewa kamar odong-odong utuk psangan suami istri yg tak mampu, agar mereka berkumpul satu malam dalam penjara. Yg saya kagumi adalah, beberapa diantara mereka tampak miskin, hanya membawa sambal ikan teri, tapi bisa makan bersama dengan ceria dan mesra, bahkan salah satu pasangan saling menyuapi, tak peduli menimbulkan perhatian orang lain.....

Selepas shalat maghrib atau isya, kami sering mendiskusikan beragam fenomena ini. Ada prof darni m daud (mantan rektor unsyiah), armen deski, dan sejumlah senior lainnya. Apa yg kurang pada sejumlah orang, sehingga selalu mengejar sesuatu yg tak pasti seperti perempuan yg menggandakan suaminya itu, malam dalam penjara yg sama. Atau apa yag mereka miliki, sehingga sejumlah pasangan denga  begitu banyak problem serta serba kekurangan, bisa memperthankan kemesraan keluarganya......

Lama kami berdiskusi, dan kesimpulannya hanya satu, yaitu rasa syukur atas apa yg telah dianugerahkan allah padanya. Tanpa rasa itu, maka manusia adalah binatang yg lapar sehingga terus mengejar dan berlari di jalan yg tak berujung, dan akhirnya tersesat dan terus tersesat. Lantas di posisi manakah kita.......sudahkah kita bersyukur.........wallauhualam bis sawab.

Selasa, 22 September 2020

Antara ada dan tiada

 Baca baik2....

Kami yang awam ini bukan tak percaya adanya virus corona, jangankan virus yang masih se-alam,  sama-sama alam fisika, malaikat dengan jin yang beda alam pun kami percaya, padahal alam mereka metafisika.


Sehalus-halusnya virus masih ada mikroskop untuk meneliti, tapi jin dan malaikat belum ada alat untuk deteksi selain kemenyan dengan jampi-jampi. 


Bukan pula kami curiga kepada paramedis yang mati-matian sampai dengan mati benaran berjibaku menyelamatkan pasien corona, karena kami sangat yakin tak ada KONTRAKTOR yang sukarela terima proyek membersihkan gigi buaya, kecuali buaya darat.


Kami hanya tak percaya dengan kebijakan pemimpin negeri ini dalam menghadapi pandemi.


Bayangkan...

Saat virus ini dimulai dari Cina, sampai hari ini "bangsatwan" dari negeri tersebut bebas keluar masuk, bahkan diberi fasilitas istimewa.


Ketika semua negara menutup pelabuhan dan bandara, pemimpin negeri ini malah sibuk promosi pariwisata.


Saat negara lain fokus menyelamatkan nyawa, pemerintah republik ini sibuk menyelamatkan devisa.


WHO telah umumkan antivirusnya belum ada, seharusnya antibodi menjadi tumpuan. Tapi pemerintah secara sistematis menggerus imunitas tubuh dengan pemberitaan korban corona terus menerus. 


Seharusnya ruang ibadah, ruang belajar, ruang kerja, dan ruang sosial menjadi tempat mengecas imun, tapi semua ditutup agar kita fokus menahan serangan virus tanpa tameng tanpa senjata.


Refocusing anggaran di mana-mana, pegawai yang seharusnya kerja, sekarang hanya melamun saja. Proyek yang menyerap tenaga kerja terhenti dan ekonomi pun merana.

Rakyat disubsidi dengan dana desa, warga menumpuk menanti jatahnya.


Kenapa tidak dibuka lahan tani, kebun dan ternak seluas-luasnya, agar masyarakat bisa beraktivitas dan melupakan corona.


Pastikan hasil usaha mereka diserap pasar, atau dibeli oleh pemerintah dengan anggaran corona walaupun untuk "dibuang" semua.


Sekurang-kurangnya, badan mereka sehat karena keringat mengucur, jiwa mereka kuat karena ada harapan yang menggiur.


Biarkan mereka tetap belajar agar masa depan mereka makmur, aktifkan ruang-ruang sosial agar mereka terhibur, dorong mereka beribadat, Kalaupun mati karena corona minimal selamat di dalam kubur.


Kawan-kawan paramedis, kuatlah... kami tidak melawan Anda, kami hanya melawan kebijakan yang salah kaprah, yang setiap hari terus berubah, bukan hanya kebijakan, bahkan termasuk istilah.


Kami pun bingung dengan peraturan-peraturan yang cenderung menyingkirkan akal sehat.

Dimana disatu sisi, diwajibkan pemakaiannya dari jenis apapun tidak dipermasalahkan, yang penting pakai, disangsi jika tidak digunakan, tapi disisi lain, ada klasifikasikasi yang boleh dan jangan dipakai.


Belum lagi peraturan dimana sedang sendiri pun, diwajibkan tetap dipakai. Sementara dari teori yang ada, dia menyebar lewat droplet. Tidak terbang di udara sepertinya halnya virus penyakit lain.


Rakyat yang menghadiri upacara pemakaman dibubarkan dengan alasan berkerumun, padahal sudah memakai protokol, sementara disidang razia masker mereka berkerumun kok tidak dibubarkan juga?

Dan tempo hari, ketika ada elemen rakyat yang berdemo dan dangdutan di pilkada pun tidak dibubarkan.

Jadi mau dibawa kemana arahnya peraturan ini ???

Peraturan suka-suka kah?


Dan..

Mohon dijelaskan, pasien positif corona yang sudah sembuh, sembuh karena obat ataukah sembuh dengan sendirinya...?


Kalau sembuh dengan obat, apa nama obatnya...?


Kalau sembuh dengan sendirinya, untuk apa buang-buang waktu, tenaga, biaya bahkan nyawa...?


Kalau yang meninggal disebabkan karena penyakit penyerta, kenapa sibuk mengurus orang yang tanpa gejala...?


Kalau yang meninggal karena salah diagnosa, bagaimana merevisi datanya...?

Kenapa tidak disampaikan juga...?


Wahai akal sehat pulanglah kembali ke Indonesia, bila tidak pergilah selamanya...Karena saudara kami yang mengalami gangguan jiwa, sampai hari ini baik-baik saja. 


Copas.

Sumber

#Ustad H Masrul Aidi Lc

#Ditambah sedikit untuk melengkapi dari teh Dina A Wulandari

Senin, 07 September 2020

Untuk Apa Menulis Setiap Hari?

 Untuk Apa Menulis Setiap Hari?


Bisa menulis setiap hari merupakan sesuatu yang layak diapresiasi. Karena tidak semua orang bisa konsisten melakukannya. Ada berbagai alasan yang menjadikan seseorang bisa konsisten menulis setiap hari. Ada karena sedang mengikuti tantangan, baik tantangan dari grup menulis atau sekedar menantang diri sendiri untuk menulis.


Namun, menurut saya, menulis setiap hari belumlah tujuan akhir, ia hanya sebagai latihan atau upaya meningkatkan daya literasi. Sebagai sebuah latihan pada umumnya, tingkat keseriusannya akan menentukan tingkat hasil yang dicapai.


Ada penulis yang hanya berpikir, yang penting bisa setor tulisan. Meskipun sekedar tulisan yang dibuat ala kadarnya. Namun ada juga yang serius membuat karya tulis sebaik yang ia bisa. Dua jenis penulis ini, saya yakin, kelak akan memiliki daya literasi yang berbeda.


"Untuk apa menulis setiap hari?"


Merupakan sebuah tanya yang harus dijawab oleh seorang yang hendak melakukan tantangan atau kebiasaan menulis setiap hari. Jawaban atas pertanyaan itulah yang akan menentukan seperti apa ia akan menjalani dan bagaimana kelak hasilnya.


Kecuali jika kita memang tidak punya harapan apa-apa kecuali memang hanya sekedar ingin menulis setiap hari. Ia bisa saja menulis setiap hari sesukanya saja. Bagi orang jenis ini menulis itu kesenangan saja, atau ada bagi sebagian orang merupakan kebanggaan.


Namun terlepas dari semua itu, menulis sesederhana apapun merupakan sesuatu yang baik dan patut diapresiasi. Karena bagi si penulis, tulisan itu bisa jadi membutuhkan pencarian ide yang melelahkan, setelah ketemu idenya masih harus merangkai kata demi kata, sudah jadi tulisan masih harus mengirimnya, yang terakhir ini bisa jadi akan menguras pikiran, perasaan atau dompet si penulis. 


Saya selalu mengapresiasi setiap orang yang terkait dengan literasi, baik ia penulis maupun pembaca.

*Salam Daya Literasi 

Rabu, 26 Agustus 2020

Banyak Guru Yang tidak PD

 JAKARTA - Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Iwan Syahril mengungkapkan, banyak guru yang tidak percaya diri (PD) membuat metode pembelajaran yang sederhana selama masa pandemi COVID-19.


Mereka masih terpaku pada penuntasan kurikulum sehingga menjejali siswa dengan banyak tugas.


"Berkali-kali kami sudah sampaikan, di masa pandemi COVID-19 ini tugas guru jangan menuntaskan kurikulum. Guru harus membuat pembelajaran jarak jauh (PJJ) menyenangkan. Salah satunya dengan menyederhanakan kurikulum yang ada," tutur Iwan di Jakarta, Selasa (25 / 8).


Sayangnya, banyak guru belum percaya diri melakukannya. Mereka masih terpaku pada kurikulum yang ada padahal harusnya dipilih mana paling utama.


Melihat kondisi ini, Kemendikbud sudah menerbitkan kurikulum darurat untuk membantu guru-guru yang masih kebingungan. Bagi guru masih merasa belum yakin untuk melakukan penyederhanaan secara mandiri.


"Kurikulum darurat merupakan opsi karena kami juga melihat ada sekolah atau guru-guru yang melakukan mandiri dan itu oke. Dan itu juga tidak masalah. Jadi ada opsi yang bisa dijalankan oleh guru terutama yang masih belum PD atau masih khawatir itu," terangnya .


Dia melihat, para guru enggan menyederhanakan kurikulum secara mandiri karena takut salah. Nanti respon ini tidak resmi dan sebagainya. 


"Kurikulum darurat yang diterbitkan Kemendikbud inu sudah disederhanakan. Inti kurikulumnya melihat pada kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran. Jadi fokus pada kompetensi yang esensial dan kompetensi prasyarat untuk kelanjutan pembelajaran di tingkat selanjutnya," tandas Iwan.

Selasa, 25 Agustus 2020

PLANET LAIN DI BUMI ( Tulisan Kanda Akmal)

 Sekitar tahun 1990-an, saya masuk rumah sakit jiwa. Dgn bantuan seorang perawat (abg kandung Jasman manggeng), saya ngekost di RS jiwa sehingga bisa tidur, makan, dan bergaul dgn semua pasien. Saya ingin tahu, sebetulnya gila itu seperti apa. Minggu pertama, saya antri nasi omprengan dan makan bersama di lantai bersama pasien lainnya. Tak ada kata, keluhan, atau sumpah serapah. Bahasa kami hanya tatapan kosong. Pertama Saya berusaha cepat menghabiskan ikan, dan kemudian menatap pasien lainnya lama2, seolah2 minta dikasihani, bagilah ikannya dikit kira2 begitu makna tatapan itu. Subhanallah, dia mencubit ikannya sedikit dan memberikan untuk saya. Cara seperti itu saya ulangi sampai seminggu dengan pasien yg berbeda. Kesimpulannya, orang gila tidak kehilangan kasih sayang, kepedulian, dan ketulusan. 


Adalah M Daud, anak montasik yg miskin, dan nuraini, pasien dari aceh utara. Daud buta huruf, dan dia ditugasi mengepel rumah sakit dengan gaji Rp 15 ribu per bulan karena dia adalah pasien yg sudah cukup senior, sementara nuraini yg lumayan cantik, baru beberapa bulan masuk RS Jiwa. Dan meski dibatasi pagar besi, Daud dan Nuraini berhasil menjalin hubungan  cinta yang unik. Daud meminta kawannya menulis surat, terkadang di kertas rokok dan mengantarnya pada nuraini, tentu dari balik pagar besi. Nuraini tersenyum mengangguk-angguk, sementara daud trkadang tertawa lepas. 


Setiap rabu ada band yg juga dimainkan pasien jiwa, tentu saja dengan musik yg centrang perenang. Bisanya nuraini membawakan lagu dangdut yg romantis. Daud yg berberdiri di sudut, memangdang nurani dengan penuh kagum. Saya ikut menggangguk-angguk utk memberi semangat pada daud. Dan pada setiap tanggal satu awal bulan, setelah menerima gaji, daud dengan baju seragam pasien gila, akan berjalan kaki dr rs jiwa di lamprit utk membeli mie razali dua bungkus, plus kacang goreng. Pakon hana ka euk labi2 daud, sapa saya ketika pulang. Habeh peng bang. 


Dan saya terus membuntuti daud. Dia mengetuk-ngetuk jerjak besi yg memisahkan pasien laki2 dan perempuan. Hai Nur, lako kah katroh, terdengar suara dr seberang. Nuraini kemudian keluar sambil merapikan rambutnya yg kusut--waktu itu belum musim jilbab. Meski tak bisa makan  sama karena trhalang pagar besi, mereka tampak bahagia. Subhnallah, ternyata orang gila tidak kehilangan rasa cinta dan kasih sayang. 


Bagaimana dengan kita yg waras, mulia, dan berpendidikan tinggi ini....? Masih mampukah mencubit sedikit ikan untuk tetangga atau sahabat yg miskin yg begitu banyak di sekitar kita...... Atau memberi kasih sayang dengan tulus, meski gaji cuma rp 15 ribu, untuk menyenangkan orang yg kita cintai seperti daud pada nuraini... Dan dalam kondisi yg sakit jiwa dengan segala keterbatasannya, mereka tampak bahagia, tidak saling menyakiti meski sebenarnya mereka adalah orang2 yg sakit......


Kisah dan hasil penelitian ini dulu saya tulis secara berseri dalam Hr Serambi Indonesia, sekitar tahun 1990-an, dan sampai kini menjadi kenangan sekaligus kebanggaan saya dengan judul, PLANET LAIN DI BUMI. Bagi anda yg mengarsipkan serambi indonesia, silahkan membacanya kembali...........

Dan tiga bulan ngekost di RS Jiwa, saya pergi. Entah bagaimana daud dan nuraini sekarang, entah mereka sembuh dan bahagia, atau trpisah oleh waktu. Wallahualam bis shawaf.............

Rabu, 19 Agustus 2020

Asam Keueng

 “ASAM KEU EUNG” adalah masakan khas Aceh, dan begitu beragam resep dan cara masaknya. Ini adalah salah satu Asam keu eung Resep lainnya.


Ikan Tuna setelah di bersihkan , di potong sesuai selera lalu di kasih Jeruk Nipis terlebh dahulu biar ikannya segar dan warnanya cerah lalu baru di kasih garam dan kemudian di tabur merica bubuk sedikit lalu sisihkan. 


Kemudian giling atau blender bumbu, Asam sunti, kunyit, bawang putih dan cabe rawit hijau sampai halus , lalu di aduk ke ikan yg sdh di kasih jeruk tadi dan dikasih  potongan tipis2  belimbing wuluh di ikannya bila ada, kalau ngak ada wuluhnya juga ngak apa2 lalu di campur dg sedikit air dan di kasih daun kari atau tumurui, setelah mendidih dan bumbunya sdh tercampur dg ikan dan kelihatannya ikannya sdh menguning baru masukkan air  sesuai selera dan tabur potongan cabe hijau keriting lalu tunggu sampai mendidih siap untuk di sajikan πŸ‘❤️

Minggu, 16 Agustus 2020

Limpeng Aceh

 Kue Limpeng Aceh 


Memiliki kekayaan akan kuliner Aceh yang tidak kalah dengan kota kota besar yang ada di Indonesia bahkan didunia.  Namun diantara ribuan makanan Aceh, ada beberapa makanan yang mulai dilupakan bahkan tidak tampak lagi di Aceh. 

Limpeng adalah satu satu makanan khas  Aceh yang sangat Tradisional. Kue Limpeng Aceh ini berbentuk sejenis Pizza yang sering disebut Pizza Aceh.  Pembuatannya sangat mudah, tapi sayang mulai terlupakan di Aceh sendiri. 

Pembuatannya cukup dengan menghaluskan pisang dan sagu (sagee) kemudian diberi garam sesuai selera.

Memasaknya pun sangat mudah atau tidak terlalu sulit, dulu para wanita Aceh memasaknya dengan cara menggepengkan adonan didaun pisang dan kemudian dibakar dengan bara api, namun dizaman serba instan sekarang ini sudah jarang sekali ditemukan di banda aceh   dan baru baru ini dibudaya kan lagi oleh salah satu Coffee dibanda Aceh yaitu di Coffee Bir Pala. 

Mungkin hanya wilayah Aceh  yang terpencil saja, makanan ini baru bisa ditemukan. 

Selain itu pengaruh perkembangan zaman juga mengambil andil dalam punahnya makanan ini. Bagaimana tidak, karakter dan pemikiran masyarakat Aceh sendiri semakin lama semakin tinggi, sehingga malu dan gengsi untuk memakan apalagi membuat makanan Limpeng ini. 

Kue Limpeng ini enak kita kita menyantap diwaktu suasana lagi musim hujan.


Edi Syahputra.H 

Selasa, 11 Agustus 2020

Mantan



MANTAN



      Sempurna. Sepertinya kata itu cukup pantas disematkan untuk sebuah acara resepsi pernikahan yang tengah digelar. Pelaminan dalam nuansa hijau dan warna putih aneka bunga menambah sakral suasana. 


Sepasang anak manusia yang baru saja terikat dalam ikatan halal duduk di pelaminan dengan senyum semringah. Sesekali mereka saling pandang dan melempar senyum penuh arti. Dua telapak tangan beda ukuran itu saling tertaut. 


Aku menarik napas panjang sebelum akhirnya bergabung dengan para tamu undangan yang antri untuk memberikan ucapan selamat dan doa restu. 


Selamat dan do'a restu. 


Ya. Kata itu mungkin terdengar lucu saat disandangkan padaku yang notabene adalah mantan dari salah seorang yang duduk di pelaminan tersebut. Lalu aku bisa apa jika pada kenyataannya takdir tak berpihak padaku. 


Delapan tahun menjalin hubungan bukanlah waktu yang pendek untuk saling menjajaki. 


Sepasang pengantin itu langsung berdiri menyambut uluran tangan para tamu undangan. Tentu saja dengan senyum yang merekah. Suasana yang jauh berbeda dengan yang aku rasakan. 


Andai salah seorang darinya adalah aku. 


"Fitri?" Wanita itu sedikit tertegun saat menyadari siapa yang tengah menyalaminya. 


Hanya sesaat. Detik berikutnya senyum itu kembali menghiasi wajah ayu yang beberapa bulan lalu masih setia menemani mimpi dan hari-hariku. 


"Selamat ya? Turut bahagia buat lo," sahutku. Membalas senyumnya dengan perasaan entah. Jemariku menggenggam erat telapak tangan mungil Anya yang terasa berkeringat dan sedikit dingin. 


Mungkin karena pengaruh suhu ruangan. Entahlah. 


"Makasih, Ed Kirain lo gak datang." Kata itu dia bisikkan saat aku berkesempatan mencium pipinya kiri dan kanan. 


"Mana mungkin. Memangnya selama ini adakah kata 'nggak' buat lo?" sahutku. 


Gadis itu mengerjap. Lalu membuang pandang. Mungkinkah dia mulai bosan memandangi wajah tampan ini? 


Sebelum drama ini kian berlanjut dengan adegan yang lebih menyakitkan, aku melepaskan genggaman di jemarinya. Bergeser satu langkah untuk bisa lebih dekat dengan seseorang yang mengisi tempat dimana seharusnya aku berdiri. 


Dia Romi. Temanku tapi bukan sahabat. Kami hanya pernah beberapa kali dipertemukan dalam satu urusan pekerjaan. Dia pun mengenal Anya karena aku. 


Sejauh aku mengenalnya, dia seorang lelaki yang baik. Dan aku nggak salah. Karena saking terlalu baiknya, dia malah membantu untuk memikul tanggung jawabku sebagai kekasih Anya. 


Masih segar dalam ingatan obrolan terakhirku dengan gadis itu sekitar dua bulan yang lalu. 


"Ed "


"Ya?"


"Gue mo ngomong. Boleh gak?"


Aku terkekeh. 


"Sejak kapan sih gue larang lo ngomong, Nyak."


Gadis itu mendelik. Dia memang paling nggak suka dipanggil Nyak. Tapi justru ketidaksukaannya itu yang membuat aku makin getol. 


Kan memang gitu kadang-kadang sifat manusia, bahagia di atas penderitaan orang lain. 


"Gue serius, Ed "


"Gue dua rius. Ngomong apa emang?"


Sesaat gadis itu terlihat ragu. 


"Lo gak niat mo ngelamar gue?"


"Apa?!" Seteguk cappucino yang baru saja menyentuh tenggorokan nyaris berhamburan lagi keluar. 


"Maksudnya apa nih?" sahutku setelah bisa menguasai keadaan. 


"Kita sudah empat tahun lho, Ed ."


"Iya, lalu kenapa? Orang ada kok yang pacaran sampai sepuluh tahun."


Gadis itu melengos. 


"Memangnya kita mo nunggu apa lagi sih, Ed?"


Pertanyaan itu sukses membuat aku tertegun. Ya. Sebenarnya apa sih yang kami tunggu? Secara materi penghasilanku dan Anya sudah lebih dari cukup untuk menghidupi keluarga kecil kami kelak.


Andai kami menikah. 


"Kita kan masih muda. Kenapa harus buru-buru sih?" Hanya jawaban itu yang terpikir saat itu. 


"Muda bukan berarti belum dewasa kan?"


Aku hanya diam. 


"Ah sudahlah. Terserah lo," ujar Anya. Mungkin dia merasa tidak mendapatkan kesimpulan apa pun dari diskusi yang nggak penting itu. 


Dengan kesal Anya meraih tas tangannya dan berlalu meninggalkanku yang masih tertegun di kafe langganan kami. 


Setelahnya terasa ada yang berbeda. Kami saling tahan gengsi. Tak ada yang ingin memulai chat duluan. 


Hingga pada satu malam .... 


"Ed " Chat pertama Anya setelah lebih satu minggu kami saling diam. 


"Ya," balasku dengan senyum tipis terukir di sudut bibir. 


"Romi ngelamar gue."


"Hahahahhahahaha."


"Kok lo malah ngakak?" balasnya diikuti emot mendelik. 


Ya siapa yang percaya coba. Dia kan pacar aku. Kenapa Romi yang ngelamar? 


"Dah ah, candanya gak lucu." Aku masih terpingkal. 


"Siapa yang ngelucu?" Kali ini jawaban Anya diikuti emot mewek. 


"Anya!"


"Gue minta restu lo."


"Nyak."


"Maafin gue."


Aku melemparkan benda pipih itu asal setelah Anya keluar dari chat. 


Apa hidup memang sebercanda itu? 


"Brengsek!"


"Maaf, Ed " Sahutan itu membuyarkan lamunanku. 


Entah berapa lama aku tertegun di sana. Entah sudah berapa banyak momen itu diabaikan para pengunjung lainnya. Karena sebagian besar tamu yang hadir adalah temanku dan Anya. Mereka jadi saksi panjangnya kisah cinta kami yang nyatanya berujung perpisahan. Dan aku yakin momen ini adalah hal yang mereka tunggu. 


Saat menoleh ke belakang, ternyata antrian sudah sangat panjang. 


Vangke! 


"Eh, maksud gue, selamat buat lo berdua. Jaga Anya. Dan terima kasih."


Aku menepuk pundak laki-laki itu beberapa kali. Lantas berlalu dengan cepat. Melipir lalu pura-pura tak terjadi apa-apa. 


Senyum tipis terukir di sudut bibir seiring perasaan lega. Sekarang aku tahu apa alasan aku selalu menunda. 


Bosan. 


Ternyata hubungan yang terjalin lama bukan membuat rasa itu kian menguat, tapi malah kian terasa hambar. Terlebih kehadiran Sisi mulai mewarnai hari-hariku belakangan ini. 


Hanya saja untuk memutuskan hubungan dengan Anya, aku nggak tega. Jadi wajar kan kalau aku berterima kasih pada orang yang telah menyelamatkanku dari julukan buaya darat? 


Tamat.

Senin, 27 Juli 2020

Menumbuhkan Karakter Melalui Seni Budaya

Menumbuhkan Karakter Melalui Seni Budaya. 

Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik. Pendidikan juga merupakan suatu usaha masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi muda demi kelangsungan kehidupan yang lebih baik di masa depan. 

Keberlangsungan itu ditandai oleh pewarisan budaya dan karakter yang telah dimiliki sebuah bangsa. Dalam proses pendidikan karakter bangsa, secara aktif peserta didik mengembangkan potensi  dirinya, melakukan proses internalisasi, dan penghayatan nilai -nilai menjadi kepribadian dalam bergaul di masyarakat, mengembangkan kehidupan Bermasyarakat yang lebih sejahtera, serta mengembangkan kehidupan berbangsa yang bermartabat. 

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)  kata "karakter"  diartikan dengan tabiat, sifat -sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain (watak) . Dengan kata lain, karakter mengacu kepada serangkaian pengetahuan (kognitif), sikap (attitudes) serta perilaku (behaviors)  dan keterampilan (skill). 

Karakter identik dengan kepribadian atau akhlak.  Kepribadian merupakan ciri, karakteristik, atau sifat khas dari seseorang yang bersumber dari bentukan yang diterima lingkungan. Baik buruknya karakter manusia sudah menjadi bawaan sejak lahir.  Jika bawaannya baik, manusia akan berkarakter baik. Disisi lain karakter seseorang bisa dibangun atau diupayakan. Sehingga pendidikan karakter lebih bermakna untuk membawa manusia memiliki karakter yang lebih baik. 

Dari pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa karakter identik dengan akhlak. Sehingga karakter merupakan nilai -nilai perilaku manusia. Baik dalam rangka berhubungan dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama manusia maupun dengan lingkungannya yang terwujud dalam pikiran, sikap, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma- norma agama, hukum, tata krama, budaya serta adat istiadat. 

Dalam materi pelajaran seni budaya atau pendidikan seni budaya di sekolah, aktivitas yang dialami peserta didik termuat dalam aktivitas berekspresi, kreasi dan apresiasi. Diharapkan memiliki peran dan manfaat sebagai salah satu media penunjang, untuk menumbuhkan karakter bagi peserta didik dimasa yang akan datang. 

Pembelajaran seni budaya yang dirancang berbasis aktivitas, dalam sejumlah ranah seni budaya, yaitu seni rupa, seni musik, seni tari dan seni teater yang diangkat dari kekayaan seni dan budaya sebagai warisan budaya bangsa, serta merupakan media bagi peserta didik untuk berekspresi secara positif. Baik seni rupa, seni musik, seni tari maupun seni memberikan ruang bermain dan belajar, dengan memberikan kesempatan seluas - luasnya kepada peserta didik untuk mengeksplorasi potensi bakat dan minat sebagai sebuah pengalaman belajar yang asyik dan menyenangkan disekolah. 

Para proses kreasi dan ekspresi melalui ranah seni tertentu inilah yang mampu untuk memunculkan karakter bagi peserta didik.  Antara lain: menumbuhkan rasa syukur kepada Tuhan, melatih kepekaan estetis (cita rasa keindahan), kemandirian dalam berkarya seni, kejujuran dalam berekspresi, tanggung jawab dan percaya diri, serta bangga untuk menampilkan karyanya. Dalam ranah seni rupa berkarya seni lukis, batik, patung, ukir, grafis, keramik, ataupun cabang seni rupa yang lain, peserta didik dapat berekspresi mengembangkan kreativitasnya melalui unsur - unsur visual.  Sehingga, menghasilkan karya dengan cita rasa keindahannya dengan penuh tanggung jawab, kesabaran, dan rasa bangga. 

Berekspresi seni drama dan pantomim. Kedua jenis media seni itu, pada dasarnya bersifat improvisasi dengan tujuan pencarian pengetahuan yang meliputi setiap aspek dalam kepribadian anak, baik itu moral, spiritual, moral,, emosional, intelektual, dan fisik. 

Dalam pembuatan drama peserta didik memasuki sebuah konteks imajinasi (dunia drama)  melalui penampilan fisik tentang karakter pada lingkup tertentu. Di dalam bermain drama, peserta didik mendapat kesempatan untuk tampil di panggung dan mengekspresikan dirinya melalui peran yang dimainkan dengan penuh tanggung jawab dan percaya diri, serta mampu berkoordinasi, serta menghargai dalam bekerja sama demi kesuksesan pertunjukan dramanya. Dengan gerakan estetis dan bermakna, disertai dengan iringan musik dapat membangun kepekaan estetis dan sosial. 

Dengan kebhinekaan suku bangsa dan banyaknya budaya. Indonesia memiliki musik dan tari daerah yang beragam. Selain sebagai ilustrasi dan pengiring musik juga menjadi pendukung utama untuk melengkapi dan menyempurnakan keberagaman bentuk kesenian dari berbagai macam budaya.  Berekspresi seni tari dan seni musik daerah peserta didik mengenal keragaman seni musik dan seni tari daerah, sehingga cinta dan bangga pada kekayaan bangsa sendiri. Melalui pendidikan seni budaya di sekolah dapat menumbuhkan karakter sesuai dengan perkembangan zaman dengan tetap melestarikan warisan budaya bangsa. 

Edi Syahputra.H 
Guru Seni Budaya SMA Negeri 13 Banda Aceh

Jumat, 17 Juli 2020

Mohon Sekolah dibuka Kembali






Kepada Yth. Bpk./Ibu Pemimpin Daerah dan Pusat.  
Saya mewakili Wali Murid seluruh Indonesia yg insya Allah satu suara. Tolong dg sangat  "BUKA KEMBALI SEKOLAH UTK ANAK-ANAK KAMI".  Kami tidak semuanya paham dan ngerti cara belajar _online._  Kami tidak selalu punya uang utk beli paket data. Dg adanya belajar online, tidak membuat anak-anak kami ngerti dg materi pelajaran, malah tambah bodoh, malas, tidak disiplin, bahkan yg lebih parah MEMPERCEPAT ANAK-ANAK INDONESIA  MENGALAMI KEBUTAAN DINI karena kebanyakan mantengin ponsel. Apakah ini yg namanya SOLUSI
Bapak/ Ibu Pemimpin yg terhormat. Tolong pertimbangkan lagi  kebijakan yg kalian ambil. Aktifitas kami dibatasi dg ancaman Covid-19, sementara beratnya beban hidup kami seolah tak kalian peduli. Jika sekolah masih terus ditutup, apa jadinya dg anak-anak kami. Pasar  bebas ramai berkerumun, tanpa khawatir terpapar Covid, pantai dan tempat wisata dibuka, tempat hiburan dibuka,   pesawat penuh sesak dg penumpang, mall  juga dibuka. Tapi kenapa SEKOLAH  DITUTUP hanya karena takut terpapar Covid? Tolong Pak .., Bu ... bukalah lagi sekolah kami, tempat anak-anak kami menuntut ilmu, tempat dimana anak-anak berinteraksi bertemu kawan dan guru-guru. Sementara di rumah, kami sbg orang tua sudahlah direpotkan dg pekerjaan rumah,  kebutuhan sehari-hari, masih lagi direpotkan dg  mengajarkan materi yg ada di buku tema kpd anak yg notabene itu bukan kapasitas kami, karena memang itu di luar kemampuan kami. Saya mohon kpd Bpk/ Ibu yg terhormat, tolong BUKA ... BUKA ... BUKA SEKOLAH KAMI. Jangan sampai menunggu  kejadian yg tak diharapkan terjadi dan teralami di suatu saat nanti.
Terima kasih ...(sebuah permohonan yg begitu menyentuh,mewakili perasaan orang tua di seluruh Indonesia πŸ‘πŸ™)

suara  hati Ramdiana Gayo
#walisiswabermohon

Minggu, 12 Juli 2020

Diary Seorang Guru Di Masa Pandemi Covid-19






Kata Pengantar Guru Blogger Indonesia
Wijaya Kusumah S Pd, M Pd (Omjay), Blogger Nasional dan Penulis Buku

Saya sangat senang sekali dapat membaca sinopsis buku ini yang berjudul Diary Seorang Guru di Masa Pandemi Covid-19. Buku yang mengisahkan catatan harian seorang guru kreatif di masa pendemi covid-19. Beliau menceritakan panjang lebar, bagaimana menjadi guru profesional yang tetap menjalankan kewajibannya di saat wabah corona yang semakin merajalela di dunia. Bapak Edi Syahputra dapat menuliskannya dengan cara yang apik dan menarik.

Perubahan itu pasti dan sebagai guru bimbingan konseling beliau menemukan cara baru untuk menemukan berbagai solusi siswa yang merasa kebingungan. Pembelajaran di era digital tentu saja menjadi salah satu solusi itu dan siswa diarahkan untuk dapat memanfaatkannya dengan baik. Didalam kesulitan itu pasti ada kemudahan. Itulah Firman Allah dalam kitab suci Al-Quran.

Perubahan kadang membuat rasa tidak nyaman dan sedikit kesulitan. Bahkan sangat menyakitkan bagi sebagian orang. Mereka dipaksa untuk belajar dan diberikan motivasi agar berprestasi tinggi. Mereka para siswa diajak untuk bermimpi indah mewujudkan cita-citanya. Terbentuklah group WA siswa untuk menyapa sekaligus memberi semangat juga motivasi kepada para siswa.

Selama Corona, siswa belajar dari rumah. Begitupula dengan guru, sesekali ke sekolah untuk mengecek kondisi sekolah. Juga akhirnya guru ikut belajar karena mendadak harus melakukan pembelajaran jarak jauh dengan siswanya. Dulu mengajar secara langsung di kelas, sekarang guru mengajar di kelas maya. Semua itu beliau kisahkan dan ceritakan dalam bentuk tulisan online di blog. Pada akhirnya terajut menjadi sebuah buku yang bagus dihadapan anda para pembaca. 

Beliau begitu semangat memberikan bimbingan dan penguatan agar siswa tetap optimis dan semangat penghadapi pandemic Covid-19. Bagaimana kiprah dan ikhtiar seorang guru ketika mengikuti Webinar, juga Belajar Menulis Gratis lewat Daring Bersama Omjay di WA Group dan kawan-kawan di PGRI, semua tercatat indah di “ Diary Seorang Guru di Masa Pandemi Covid-19”. Buku ini menjadi bukti salah satu hikmah di masa Pandemi Covid-19.  Guru Mulia karena karya nyata.

Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Guru Blogger Indonesia
Blog http://wijayalabs.com

Awal Mula Bergabung Dengan Group Omjay & PGRI



 

Awal mula saya bergabung dengan Group belajar menulis online Bersama OmJay dan PGRI pertama sekali saya dikabari oleh ketua umum PGRI Aceh, bahwasanya ada dibuka belajar menulis online secara gratis yang diselenggarakan oleh PGRI Pusat. 

Akhirnya saya menghubungi Contac Person yang tertera diflyer. Saya memperkenalkan diri dan mengungkapkan keinginan saya untuk bergabung kedalam group kuliah belajar menulis online kepada pemilik nomor yang tertera diflyer. Waktu itu,  sama sekali saya belum mengenal Omjay. Oleh beliau saya dimasukkan ke group menulis Gelombang 7 anggota nya belum banyak ketika saya bergabung berkisar sekitar 100 orang guru dari berbagai pelosok negeri dari ujung barat sampai ujung timur Indonesia. 

Selang beberapa hari, ada  materi tentang tata cara membuat blog sehingga berawal dari materi tersebut saya sekarang sudah punya blog dan terus menulis diblog. Lama kelamaan kian menggigit. 

Beberapa kali saya ikuti materi yang diberikan oleh narasumber seperti nya sangat menarik bagi saya untuk melanjutkan sampai selesai dan akhirnya saya juga mendapatkan hadiah buku dari penerbit ANDI Yogyakarta. 

Semua materi sangat berkesan dan bermanfaat bagi saya yang benar benar penulis pemula. Tidak salah saya masuk dan bergabung dengan Group belajar menulis online Bersama OmJay dkk.

Edi syahputra.H S.Pd 
edsamatra.blogspot.com 
SMA Negeri 13 Banda Aceh 

Awal Mula Suka Menulis










Menurut saya menulis merupakan sesuatu hal yang mengasyikkan. Kita bisa menyimpan kenangan kenangan semasa hidup kita lewat deretan aksara  yang kita ukir dengan indah, lalu kenangan itu akan terasa seperti hidup kembali jika kita membacanya lagi suatu saat nanti dan akan selalu terkenang sampai abadi. 

Salah satu hal yang membuat saya suka menulis adalah itu. Kita bisa mencobanya dan saya yakin akan berefek yang sama untuk kita semua. Walaupun  kendala selalu ada, tapi dengan niat dan tekad yang kuat untuk menulis apapun itu saya yakin pasti anda bisa. 

Sebelum memulai pastinya dibenak kita akan selalu berpikir seperti ini: Buat apa menulis?, saya harus menulis apa?, saya bingung nulis buat siapa nih, gak ada inspirasi?, Atau malas ah nulis, capek nulis gak ada waktu! Benar tidak hayoo?. 

Menulis banyak manfaat nya lho, diantaranya adalah mengingat ilmu, ilmu itu bagaikan air, jika dibiarkan tergenang maka akan menjadi keruh. Tapi bila dialirkan, akan memberi manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Dengan menulis seseorang akan mampu menambah sifat percaya diri, menyalurkan ide dan aspirasi serta menambah wawasan untuk mengekspresikan segala sesuatu melalui tulisan. 

Pertanyaan saya apakah anda suka menulis?.. Bagi yang suka menulis tentu jawabannya adalah "suka" tetapi bagi  yang belum menemukan keasyikan menulis jawabannya adalah "sulit dan/atau tidak suka"  Mengapa demikian, bagi yang sudah bisa menulis atau setidaknya pernah menulis mungkin tidak akan kesulitan untuk memulai menulis. Tapi bagi mereka yang belum pernah sama sekali menulis, mungkin bingung ketika mulai menulis. Untuk yang satu ini, saya sarankan untuk menulis apa saja dan mulailah sekarang juga. Karena kuncinya agar anda bisa menulis adalah, yach memulai untuk menulis. Peganglah pulpen dan sediakan kertas atau hidupkan komputer dan tulislah apa saja yang ada dibenak anda. Perlu anda pahami bahwa sebetulnya menjadi seorang penulis adalah cara meraih kesuksesan tanpa pesaing. Secara umum penulis adalah  jalan yang tidak banyak dipilih orang, jadi satu -satunya pesaing untuk anda menjadi penulis adalah diri anda sendiri. 

Saya ini seorang penulis pemula lho, apakah saya punya bakat menulis?  Dan apakah saya bisa menjadi seorang penulis?Entahlah... tapi dengan optimis saya menjawab "tentu saja saya bisa". Tapi bagaimana caranya?. Jawabannya tidak lain tidak bukan adalah dengan mulai menulis lebih siip...!

Salah satu sahabat saya pernah mempertanyakan pada diri saya, kenapa suka nulis? Saya kemudian menjawab "Saya suka menulis awalnya mengikuti kuliah belajar menulis online Bersama OmJay & PGRI serta suka membaca otomatis saya suka berfikir, karena suka berfikir saya akhirnya jadi berfikir saya ingin menjadi orang yang buku saya baca. Jika ia bisa menulis buku, tentunya saya juga bisa donk....? Jadi sebetulnya sangat simple alasannya kenapa saya suka nulis"  awal dari buku, oleh buku, dan untuk buku ".

Edi syahputra.H S.Pd 
edsamatra.blogspot.com 
SMA Negeri 13 Banda Aceh 

Kamis, 09 Juli 2020

Guru dan Siswa Sama Sama Rindu Sekolah



Tiga  minggu sudah libur semester
sekolah berlalu, dan sekarang ditambah lagi satu semester kedepan yaitu ditahun ajaran baru TP 2020 /2021. Yang semestinya masuk tanggal 13 juli mendatang.

Mungkin halaman sekolah sudah dutumbuhi rumput liar yang tinggi dan ruangan kelas sudah digelantungi sarang laba laba kali serta bunga bunga mulai tumbuh subur. Sebagai persepsi mungkin disudut sudut ruangan guru juga sudah ada s serangga seperti semut dan nyamuk. 

Hal itu bisa saja bukan? Itu hanya persepsi yang datang dari sekolah sekolah kesepian,  bangku -bangku yang berdebu serta halaman sekolah yang sudah dutumbuhi rumput liar. Mereka rindu dengan para siswa yang rajin piket pagi, yang rajin mengusik debu dari kediaman kursi. 
Kalau sampai enam bulan kedepan, apakah siswa akan ingat mata pelajaran mereka? Biasanya, suara bisik dan canda tawa siswa terdengar dari sudut sudut sekolah. Namun semenjak virus corona mewabah suara suara tersebut tak terdengar lagi. 
Hal itu pasti dirindukan siswa dan guru, termasuk tenaga Honorer. Meski siswa dipersilahkan untuk memanfaatkan belajar dirumah, namun hal itu tidak menghasilkan yang efektif. Barangkali, tak seseru belajar disekolah atau belajar tatap muka. Tapi Covid -19 masih melanda negeri kita, mau bagaimana lagi!. Pasti ada kerinduan yang mendalam bagi siswa untuk segera pergi kesekolah. Terang saja biar seperti apapun kondisi sekolahnya, biar segarang apapun guru-gurunya, tetap ada sesuatu yang spesial yang tidak ditemukan dirumah. Apakah itu rindu tentang jajan dikantin sekolah, tentang cerita seru, main bola, futsal,dan sebagainya, nongkrong ditaman sekolah, dengar nasihat guru, salah satunya pasti membekas dipikiran siswa. 
Sayangnya semua itu tidak bisa didapatkan siswa dari rumah. Sekolah yang sudah menggelar daring, mungkin tetap bisa bertatap muka dengan guru lewat maya. Tapi, apakah sudah sebanyak itu sekolah yang mampu? Rasanya tidaklah banyak atau malah lebih sedikit. 
Bagaimana pun juga, yang namanya anak anak pasti masih memiliki sikap yang kita sebut nakal dan usil. Mungkin hal ini lah yang membuat guru rindu siswa. Dilain pihak siswa juga rindu guru dan para teman -temannya. Hal seperti itu lah yang membuat atau mendatangkan kerinduan bagi banyak guru dan siswa. Kerinduan ini mungkin baru akan terbalaskan jika nanti mereka sudah mulai masuk sekolah, kapankah, itu? Tunggu nanti setelah corona selesai dan pergi dari bumi ini. Sesuai bincang Bincang penulis dengan beberapa guru dan siswa, ternyata baik guru maupun siswa sama sama merindukan sekolah. 
" jujur saja, saya sangat merindukan siswa dan Sekolah. Karena keseruan disekolah tidak bisa samakan dengan kepuasan yang lain. Kami rindu canda tawa mereka. Dan kami juga mencemaskan mereka tidak belajar selama dirumah ". Kerinduan guru lainnya adalah tentang semangat berkobar para siswa saat mereka datang kesekolah. Dan pagi pagi dipintu gerbang sekolah mengucapkan salam kepada gurunya dan bersalaman. Akhirnya, guru yang lelah karena datang dari jauh, malah merasa lebih tersemangati. Pokoknya hal seperti ini susah didapat dan merupakan kebahagiaan tersendiri bagi kami kaum pendidik".
Pada saat jam istirahat atau pulang beberapa guru sering mengamati siswa dari kejauhan. Tentang siswa yang jajan dikantin, berlarian dilapangan, serta siswa yang sedang bercerita semuanya tanpak menenangkan bagi guru. 

Pemandangan seperti ini tidak bisa didapatkan oleh profesi lain, tidak juga oleh media daring. Saya yakin dan percaya,  pastilah semua Guru merindukan suasana yang menyenangkan seperti ini. 
Begitu juga pada saat siswa pulang sekolah. Melihat tampilan dan wajah siswa yang mulai kusut dan lelah menjelang pulang malah menjadi kelucuan tersendiri bagi guru "Lucu, sekaligus bangga karena bearti siswa tersebut sudah mengikuti pelajaran dengan suka cita dan penuh perhatian".

Mungkin kerinduan kerinduan seperti ini, hanya akan terbayar lunas jika nanti kita semua sudah masuk kembali  sekolah. Saat ini, biarlah kerinduan itu ditumpuk dan ditabung terlebih dahulu. Nanti, saat corona virus tinggal cerita barulah semua itu terbayarkan. 

Jenuh juga jika seorang guru seharian harus bertatap wajah dengan labtop dan dan Android. Siswa memang tampak didalamnya, tapi apakah mata guru tidak perih setelahnya? Bayangkan bila kemudian  pembelajaran Daring digeluti oleh guru senior, pastilah sampai keluar air matanya. Lagi pula disekolah saya belum semua siswa yang memiliki hp Android karena orang tua mereka hidupnya dibawah rata rata ekonomi kelas bawah. 

Bagi seorang guru yang begitu mencintai  profesinya, pasti tangan mereka sudah gatal -gatal untuk memegang spidol dan menyentuh bingkai papan tulis. Terang saja, situasi memegang Spidol maupun menyentuh bingkai papan tulis dalam kelas sering kali menghadirkan ide ide unik bagi guru. Dari sana juga mereka bisa berpikir dan menatap raut wajah para siswanya. Siswa sudah paham atau belum, sudah fokus atau belum, siswa sudah selesai mengerjakan latihan atau belum.
Begitulah keindahan mengajar didunia nyata. Di dunia maya via daring mungkin juga indah dan seru, tapi keseruan itu masih terbatasi bahkan sering terganggu oleh sinyal dan peringatan sisa kuota yang masuk berkali-kali. 

Kita berharap, agar corona ini cepat berlalu, agar gambaran dan kerinduan antara guru dan siswa bisa terealisasi kembali....

Edi Syahputra.H S.Pd 
( Guru SMA Negeri 13 Banda Aceh)

Jumat, 19 Juni 2020

Berbagi Pengalaman besama Sang editor buku

Resume 
Pertemuan kelas belajar menulis online gelombang ke 7 bersama Om Jay pada malam hari ini tanggal 19 Juni 2020 Pukul 19.00 s.d 21.00. 

Nara sumber: Siska 
Tema: Berbagi Pengalaman Menerbitkan Buku 

Curriculum vitae 

Nama: Siska Distiana 
Tempat / Tanggal Lahir: Klaten, 12 Desember 1985 
Usia: 34 Tahun 
Status Pernikahan: Menikah 

Nomor Kontak: 081329724184
Email: siskanulis@gmail.com
Alamat: Greenland Foresthiil Residence Blok D1 No, 15 
Jln Raya Letkol Atang Sanjaya, Desa Semplak Barat Kec Kemang. Kabupaten Bogor 16310 

Sosial Media 
Facebook: Siska Distiana 
instagram: 
@siskadistiana 
Twitter:  @siskadistiana 

Riwayat Pendidikan :

Formal :
1. SDN Gatak 1 Delunggu lulus Tahun 1997 
2. SLTPN 1 Delunggu, lulus Tahun 2000 
3. SMUN 1 Klaten lulus Tahun 2003
4. S1 ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS JENDERAL SUDIRMAN Purwokerto lulus Tahun 2008 

Riwayat Pekerjaan :

1. Staf  Fundraising Griya Zakat Banyumas, 2008 
2. Staf Fundraising LPI dompet Dhuafa, 2008 -2009 
3.  Project officer cafacity Bulding IMZ Dompet Dhuafa, 2009 
4. Koordinator Public Relations LPI Dompet Dhuafa, 2009 -2012 
5. Supervisor Marketing Komunikasi Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa, 2012 -2014 
6. Supervisor pusat sumber belajar Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa, 2014 -2015 
7. Asisten Program Eduprener Yayasan Pendidikan Dompet Dhuafa, September 2015 -Desember 2015 
8. Associate Marketing Komunikasi PT Sinergi Edukasi Indonesia, Januari - Maret 2016 
9. Sekretaris Umum Yayasan Pengembangan Insani Januari, 2016 -2018 
10. Content writer arsip co, 2018 
11. Content writer www gerakbareng.org, Maret -April 2020 


Kompetensi :

1. Public Relation
2. Training dan Public Speaking 
3. Jurnalistik 
4. Marketing dam Komunikasi 
5. Parenting 
6. Bahasa Inggris 
7. Standart Operating Procedure Development 
8. Training Development ( terutama bidang pendidikan) 
9. Menulis 
10. Editing 

Training yang pernah diikuti :

1. Teknik Coahing ( oleh Yeti Widiati Suryani Psikologi) 
2. Perkembangan Anak ( Oleh Yeti Widiati Suryani Psikologi 
3.character Bulding (oleh Erie sudewo social enterpreneur 
4. Social enterpreneur Leader (Erie Sudewo social enterpreneur) 
5. DNA sukses mulia (Oleh Jamil Azaini Motivator) 
6. Cafacity Bullding Marketing dan Comunication Oleh Edo Lavika pakar komunikasi) 
7. Teknik Marketing ( Oleh Tung Desem Waringin pakar Marketing) 
8. Sukses dengan karakter Pancasila (oleh zaim Uhcrowi motivator) 
9. NLP Training (oleh kartiko adi Pramono profesional coach) 
10. Menulis Kreatif ( oleh Sofie Beatrix penulis dan editor) 
11. Teknik Menulis Berita ( Oleh Arys Hilman, wartawan senior Republika) 
12. Mencapai Editor kompeten ( oleh Yofi Sartika Penulis dan editor profesional) 

Aktivitas Saat Ini :

1. Fultime Mother 
2. content Writer 
3. Copy Writer 
4. Gost Writer 
5. Freelance Editor 

Pengalaman Editing Buku. 

1. Multimedia Interaktif.  Ades Andrian Firmansyah S.Sn  978602933 

2. Tiga Kunci Fundraising Abdul ghofur 978 602 038486-3
3. Chakae, Gadis Baik. Vanya dkk. 972602521 
4. Bukan Sekedar Mendisplay    Kompak ( Komunitas Pengajar Kreatif)   978  979 3025-7

5. Ayo Gerak Bareng  Ahmad Zaki. Dalam proses Editing 
6. Berani Nikah Muda  Faris Fatwa  Dalam proses penerbitan 

7. Sekolah Langit.  Dra. Neneng Herawati. Dalam proses review 

8. Guru Terbaik Dengan Karya Terbaik   KOMED ( Komunitas Media Pembelajaran)  978 623 7507-6
9. Geliat KOMED 9. KOMED ( Komunitas Media Pembelajaran)  dalam proses Lay Out 
10. Berdaya dari ruang maya Tim Lembaga Beasiswa BAZNAS. 978 602 5776 -3
11. Berdaya Dari Ruang Maya 2 Tim Lembaga Beasiswa BAZNAS Dalam Proses Penerbitan 

Wah masyaAllah... Halo Ibu Nanik... Terima kasih atas pertanyaannya πŸ€—

Yang paling pertama saya lakukan adalah mengeluarkan apa yang berseliweran di pikiran saya Bu. Misalnya saya akan menulis tentang virus corona, maka semua yang saya pikirkan tentang itu saya tulis dulu. Biasanya saya menggunakan mind mapping sederhana untuk itu. 

Hal ini saya lakukan agar ketika saya menulis nanti saya tidak "tersesat" dan tidak ada informasi yang ingin saya sampaikan kemudian terlewat saya tuliskan. Pada dasarnya di sini saya sedang membuat kerangka tulisan, hanya dalam bentuk sangat sederhana dan "kasaran". 

Setelah semua isi pikiran saya keluarkan, lalu saya susun, mana yang akan saya letakkan di bagian pembuka, tengah, dan penutup tulisan.

Setelah semua selesai saya tulis, kemudian saya mengendapkan dulu tulisan itu. Minimal 15 menit saja. Tujuan mengendapkan ini adalah untuk mengistirahatkan otak. 

Kemudian, saya baca lagi tulisan saya. Biasanya setelah otak lebih jernih, maka akan lebih teliti saat membaca ulang ini. Jika ada salah ketik, atau letak yang tidak pas, bisa kita perbaiki. Nah di sini juga saya melakukan "self editing" atau mengedit sendiri. Kesalahan-kesalahan dalam tulisan tadi bisa saya revisi terlebih dahulu. 

Setelah semua dirasa oke, barulah saya setor tulisan saya ke editor (jika itu tulisan pesanan), atau saya posting jika tulisannya untuk kepentingan saya pribadi.

Demikian kiranya Ibu πŸ™πŸΌ

Saya jawab ya Bu...

Pertama, alhamdulillah sampai saat ini masih banyak yang order jasa penulisan maupun editing Bu, sehingga waktu saya saat ini terpakai untuk itu dulu. Jujur sudah cukup lama saya tidak menulis untuk diri saya sendiri 😁, semoga segera bisa ya... mohon doanya. 

Kedua, saya lebih memilih platform forum  seperti Kompasiana (walaupun akun saya sudah lama nggak aktif juga πŸ™ˆ karena alasan pertama tadi), karena kemungkinannya lebih besar untuk tulisan saya terbaca oleh orang lain. 

Kiranya demikian Bu πŸ™πŸΌ

Wa'alaykumsalam Pak Mardiyanto. Wah tebih nggih Pak, merantaunipun, dugi Kapuas 😊. 

Tentang menulis fiksi, pertama, perlu banyak membaca karya fiksi juga untuk memicu otak kita berimajinasi dan membangun cerita yang menarik. 

Terkadang saat hendak menulis fiksi kita ingin menyajikan konflik yang menarik agar pembaca bisa menikmati karya kita. Nah, saking ngΓͺbΓͺt-nya untuk itu, kita suka berpikir jauh dan mengawang-awang, akhirnya kadang tersesat. 

Lho, tersesat piye Mbak? Maksudnya tersesat pada konflik yang kita tidak pahami. Nah, tips berikutnya adalah, ambil konflik dari keseharian kita dan hal-hal yang dekat dengan kita. Misal, saya seorang ibu rumah tangga, maka jalan cerita yang saya bangun, konfliknya, ya tidak jauh dari kehidupan berumah tangga... hehehe... 

Pernah sekali waktu saya menulis tentang sesuatu yang saya kurang pahami. Saya juga tidak pernah terlibat dalam aktivitas yang saya angkat itu. Akhirnya, cerita yang saya buat jadi "garing" 😁. 

Bapak suka menulis fiksi ya? Monggo mampir ke halaman saya Pak https://www.storial.co/book/mencari-bahagia/

Tulisan Bapak (dan Teman-teman sekalian) juga bisa diposting di sana lho 😁 Bisa belajar juga dari penulis-penulis kawakan di sana

O ya, sedikit pemberitahuan untuk Teman-teman sekalian, saat ini saya dan rekan saya sedang mempersiapkan buku antologi tentang pendidikan di masa pandemi. Rencananya kami akan mengundang kolaborasi kepada para guru dan orang tua.

Saya berharap Guru-guru Hebat di sini bisa menjadi kontributor yaa... 

Nanti jika sudah siap segala sesuatunya, saya akan share detailnya seperti apa di grup ini ya.

Wah masyaAllah... Halo Ibu Nanik... Terima kasih atas pertanyaannya πŸ€—

Yang paling pertama saya lakukan adalah mengeluarkan apa yang berseliweran di pikiran saya Bu. Misalnya saya akan menulis tentang virus corona, maka semua yang saya pikirkan tentang itu saya tulis dulu. Biasanya saya menggunakan mind mapping sederhana untuk itu. 

Hal ini saya lakukan agar ketika saya menulis nanti saya tidak "tersesat" dan tidak ada informasi yang ingin saya sampaikan kemudian terlewat saya tuliskan. Pada dasarnya di sini saya sedang membuat kerangka tulisan, hanya dalam bentuk sangat sederhana dan "kasaran". 

Setelah semua isi pikiran saya keluarkan, lalu saya susun, mana yang akan saya letakkan di bagian pembuka, tengah, dan penutup tulisan.

Setelah semua selesai saya tulis, kemudian saya mengendapkan dulu tulisan itu. Minimal 15 menit saja. Tujuan mengendapkan ini adalah untuk mengistirahatkan otak. 

Kemudian, saya baca lagi tulisan saya. Biasanya setelah otak lebih jernih, maka akan lebih teliti saat membaca ulang ini. Jika ada salah ketik, atau letak yang tidak pas, bisa kita perbaiki. Nah di sini juga saya melakukan "self editing" atau mengedit sendiri. Kesalahan-kesalahan dalam tulisan tadi bisa saya revisi terlebih dahulu. 

Setelah semua dirasa oke, barulah saya setor tulisan saya ke editor (jika itu tulisan pesanan), atau saya posting jika tulisannya untuk kepentingan saya pribadi.

Demikian kiranya Ibu πŸ™πŸΌ

Wa'alaykumsalam Pak Edi. Wah, saya ingin sekali bisa berkunjung ke Aceh lagi.. Bumi Aceh sangat mengesankan πŸ‘πŸΌπŸ€©

Terima kasih atas pertanyaannya Pak. Bagaimana menulis berita yang baik? Pertama harus terpenuhi dulu semua unsur beritanya. Apa itu? 5W+1H (Who, What, When, Where, Why, dan How). 

Jadi sebuah berita harus bisa menceritakan *siapa* melakukan *apa*, *kapan* dan *di mana* dilakukannya, *mengapa* melakukan itu, dan *bagaimana* ia melakukannya.

Kedua, ada nilai aktualitas dan faktualitas dalam berita. Aktualitas itu kecepatan berita ditayangkan. Jadi makin cepat sebuah peristiwa diangkat menjadi berita dan ditayangkan/dimuat, akan lebih diminati khalayak. 

Kemudian faktualitas, ini bicara tentang kebenaran. Jadi sebuah berita harus benar-benar berdasarkan peristiwa nyata. Makin dekat sebuah berita dengan keseharian khalayak, biasanya akan makin diminati. Misal, Pak Edi menuliskan berita tentang seorang guru biologi di Aceh yang berhasil menemukan formulasi vaksin corona. Nah, Rekan-rekan guru lain pastilah akan tertarik untuk membaca itu daripada membaca tentang fashion show yang digelar di New York 😁. 

Terakhir, kemampuan menulis kita berbanding lurus dengan kemampuan membaca, saya selalu percaya itu. Jadi, makin banyak Bapak membaca berita, maka Bapak akan lebih mudah memproduksi diksi kata yang menarik pada naskah berita Bapak. 

Demikian kiranya, Pak Edi
Halo Ibu Lusia, selamat malam. Terima kasih atas pertanyaannya πŸ€—

Tentang surat keterangan, jika tidak ada yang menggugat tidak ada surat keterangan pun tak mengapa Bu. 

Surat keterangan kan biasanya diperlukan untuk ranah hukum ya. Jadi, jika tulisan kita dapat diterima dengan baik, tidak disertai surat keterangan pun tak mengapa. 

Lalu bagaimana cara membuat surat keterangan tersebut? Humm... jujur saya belum punya pengalaman juga tentang ini. Namun sepertinya bisa kita cari tahu dari institusi pemerintah yang menangani Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), ada Dirjen Kekayaan Intelektual https://www.dgip.go.id/


Edi Syahputra.H S.Pd 
SMA Negeri 13 Banda Aceh 
https ://edsamatra.blogspot.com