Pengikut

Senin, 27 Juli 2020

Menumbuhkan Karakter Melalui Seni Budaya

Menumbuhkan Karakter Melalui Seni Budaya. 

Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik. Pendidikan juga merupakan suatu usaha masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi muda demi kelangsungan kehidupan yang lebih baik di masa depan. 

Keberlangsungan itu ditandai oleh pewarisan budaya dan karakter yang telah dimiliki sebuah bangsa. Dalam proses pendidikan karakter bangsa, secara aktif peserta didik mengembangkan potensi  dirinya, melakukan proses internalisasi, dan penghayatan nilai -nilai menjadi kepribadian dalam bergaul di masyarakat, mengembangkan kehidupan Bermasyarakat yang lebih sejahtera, serta mengembangkan kehidupan berbangsa yang bermartabat. 

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)  kata "karakter"  diartikan dengan tabiat, sifat -sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain (watak) . Dengan kata lain, karakter mengacu kepada serangkaian pengetahuan (kognitif), sikap (attitudes) serta perilaku (behaviors)  dan keterampilan (skill). 

Karakter identik dengan kepribadian atau akhlak.  Kepribadian merupakan ciri, karakteristik, atau sifat khas dari seseorang yang bersumber dari bentukan yang diterima lingkungan. Baik buruknya karakter manusia sudah menjadi bawaan sejak lahir.  Jika bawaannya baik, manusia akan berkarakter baik. Disisi lain karakter seseorang bisa dibangun atau diupayakan. Sehingga pendidikan karakter lebih bermakna untuk membawa manusia memiliki karakter yang lebih baik. 

Dari pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa karakter identik dengan akhlak. Sehingga karakter merupakan nilai -nilai perilaku manusia. Baik dalam rangka berhubungan dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama manusia maupun dengan lingkungannya yang terwujud dalam pikiran, sikap, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma- norma agama, hukum, tata krama, budaya serta adat istiadat. 

Dalam materi pelajaran seni budaya atau pendidikan seni budaya di sekolah, aktivitas yang dialami peserta didik termuat dalam aktivitas berekspresi, kreasi dan apresiasi. Diharapkan memiliki peran dan manfaat sebagai salah satu media penunjang, untuk menumbuhkan karakter bagi peserta didik dimasa yang akan datang. 

Pembelajaran seni budaya yang dirancang berbasis aktivitas, dalam sejumlah ranah seni budaya, yaitu seni rupa, seni musik, seni tari dan seni teater yang diangkat dari kekayaan seni dan budaya sebagai warisan budaya bangsa, serta merupakan media bagi peserta didik untuk berekspresi secara positif. Baik seni rupa, seni musik, seni tari maupun seni memberikan ruang bermain dan belajar, dengan memberikan kesempatan seluas - luasnya kepada peserta didik untuk mengeksplorasi potensi bakat dan minat sebagai sebuah pengalaman belajar yang asyik dan menyenangkan disekolah. 

Para proses kreasi dan ekspresi melalui ranah seni tertentu inilah yang mampu untuk memunculkan karakter bagi peserta didik.  Antara lain: menumbuhkan rasa syukur kepada Tuhan, melatih kepekaan estetis (cita rasa keindahan), kemandirian dalam berkarya seni, kejujuran dalam berekspresi, tanggung jawab dan percaya diri, serta bangga untuk menampilkan karyanya. Dalam ranah seni rupa berkarya seni lukis, batik, patung, ukir, grafis, keramik, ataupun cabang seni rupa yang lain, peserta didik dapat berekspresi mengembangkan kreativitasnya melalui unsur - unsur visual.  Sehingga, menghasilkan karya dengan cita rasa keindahannya dengan penuh tanggung jawab, kesabaran, dan rasa bangga. 

Berekspresi seni drama dan pantomim. Kedua jenis media seni itu, pada dasarnya bersifat improvisasi dengan tujuan pencarian pengetahuan yang meliputi setiap aspek dalam kepribadian anak, baik itu moral, spiritual, moral,, emosional, intelektual, dan fisik. 

Dalam pembuatan drama peserta didik memasuki sebuah konteks imajinasi (dunia drama)  melalui penampilan fisik tentang karakter pada lingkup tertentu. Di dalam bermain drama, peserta didik mendapat kesempatan untuk tampil di panggung dan mengekspresikan dirinya melalui peran yang dimainkan dengan penuh tanggung jawab dan percaya diri, serta mampu berkoordinasi, serta menghargai dalam bekerja sama demi kesuksesan pertunjukan dramanya. Dengan gerakan estetis dan bermakna, disertai dengan iringan musik dapat membangun kepekaan estetis dan sosial. 

Dengan kebhinekaan suku bangsa dan banyaknya budaya. Indonesia memiliki musik dan tari daerah yang beragam. Selain sebagai ilustrasi dan pengiring musik juga menjadi pendukung utama untuk melengkapi dan menyempurnakan keberagaman bentuk kesenian dari berbagai macam budaya.  Berekspresi seni tari dan seni musik daerah peserta didik mengenal keragaman seni musik dan seni tari daerah, sehingga cinta dan bangga pada kekayaan bangsa sendiri. Melalui pendidikan seni budaya di sekolah dapat menumbuhkan karakter sesuai dengan perkembangan zaman dengan tetap melestarikan warisan budaya bangsa. 

Edi Syahputra.H 
Guru Seni Budaya SMA Negeri 13 Banda Aceh

Jumat, 17 Juli 2020

Mohon Sekolah dibuka Kembali






Kepada Yth. Bpk./Ibu Pemimpin Daerah dan Pusat.  
Saya mewakili Wali Murid seluruh Indonesia yg insya Allah satu suara. Tolong dg sangat  "BUKA KEMBALI SEKOLAH UTK ANAK-ANAK KAMI".  Kami tidak semuanya paham dan ngerti cara belajar _online._  Kami tidak selalu punya uang utk beli paket data. Dg adanya belajar online, tidak membuat anak-anak kami ngerti dg materi pelajaran, malah tambah bodoh, malas, tidak disiplin, bahkan yg lebih parah MEMPERCEPAT ANAK-ANAK INDONESIA  MENGALAMI KEBUTAAN DINI karena kebanyakan mantengin ponsel. Apakah ini yg namanya SOLUSI
Bapak/ Ibu Pemimpin yg terhormat. Tolong pertimbangkan lagi  kebijakan yg kalian ambil. Aktifitas kami dibatasi dg ancaman Covid-19, sementara beratnya beban hidup kami seolah tak kalian peduli. Jika sekolah masih terus ditutup, apa jadinya dg anak-anak kami. Pasar  bebas ramai berkerumun, tanpa khawatir terpapar Covid, pantai dan tempat wisata dibuka, tempat hiburan dibuka,   pesawat penuh sesak dg penumpang, mall  juga dibuka. Tapi kenapa SEKOLAH  DITUTUP hanya karena takut terpapar Covid? Tolong Pak .., Bu ... bukalah lagi sekolah kami, tempat anak-anak kami menuntut ilmu, tempat dimana anak-anak berinteraksi bertemu kawan dan guru-guru. Sementara di rumah, kami sbg orang tua sudahlah direpotkan dg pekerjaan rumah,  kebutuhan sehari-hari, masih lagi direpotkan dg  mengajarkan materi yg ada di buku tema kpd anak yg notabene itu bukan kapasitas kami, karena memang itu di luar kemampuan kami. Saya mohon kpd Bpk/ Ibu yg terhormat, tolong BUKA ... BUKA ... BUKA SEKOLAH KAMI. Jangan sampai menunggu  kejadian yg tak diharapkan terjadi dan teralami di suatu saat nanti.
Terima kasih ...(sebuah permohonan yg begitu menyentuh,mewakili perasaan orang tua di seluruh Indonesia 👍🙏)

suara  hati Ramdiana Gayo
#walisiswabermohon

Minggu, 12 Juli 2020

Diary Seorang Guru Di Masa Pandemi Covid-19






Kata Pengantar Guru Blogger Indonesia
Wijaya Kusumah S Pd, M Pd (Omjay), Blogger Nasional dan Penulis Buku

Saya sangat senang sekali dapat membaca sinopsis buku ini yang berjudul Diary Seorang Guru di Masa Pandemi Covid-19. Buku yang mengisahkan catatan harian seorang guru kreatif di masa pendemi covid-19. Beliau menceritakan panjang lebar, bagaimana menjadi guru profesional yang tetap menjalankan kewajibannya di saat wabah corona yang semakin merajalela di dunia. Bapak Edi Syahputra dapat menuliskannya dengan cara yang apik dan menarik.

Perubahan itu pasti dan sebagai guru bimbingan konseling beliau menemukan cara baru untuk menemukan berbagai solusi siswa yang merasa kebingungan. Pembelajaran di era digital tentu saja menjadi salah satu solusi itu dan siswa diarahkan untuk dapat memanfaatkannya dengan baik. Didalam kesulitan itu pasti ada kemudahan. Itulah Firman Allah dalam kitab suci Al-Quran.

Perubahan kadang membuat rasa tidak nyaman dan sedikit kesulitan. Bahkan sangat menyakitkan bagi sebagian orang. Mereka dipaksa untuk belajar dan diberikan motivasi agar berprestasi tinggi. Mereka para siswa diajak untuk bermimpi indah mewujudkan cita-citanya. Terbentuklah group WA siswa untuk menyapa sekaligus memberi semangat juga motivasi kepada para siswa.

Selama Corona, siswa belajar dari rumah. Begitupula dengan guru, sesekali ke sekolah untuk mengecek kondisi sekolah. Juga akhirnya guru ikut belajar karena mendadak harus melakukan pembelajaran jarak jauh dengan siswanya. Dulu mengajar secara langsung di kelas, sekarang guru mengajar di kelas maya. Semua itu beliau kisahkan dan ceritakan dalam bentuk tulisan online di blog. Pada akhirnya terajut menjadi sebuah buku yang bagus dihadapan anda para pembaca. 

Beliau begitu semangat memberikan bimbingan dan penguatan agar siswa tetap optimis dan semangat penghadapi pandemic Covid-19. Bagaimana kiprah dan ikhtiar seorang guru ketika mengikuti Webinar, juga Belajar Menulis Gratis lewat Daring Bersama Omjay di WA Group dan kawan-kawan di PGRI, semua tercatat indah di “ Diary Seorang Guru di Masa Pandemi Covid-19”. Buku ini menjadi bukti salah satu hikmah di masa Pandemi Covid-19.  Guru Mulia karena karya nyata.

Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Guru Blogger Indonesia
Blog http://wijayalabs.com

Awal Mula Bergabung Dengan Group Omjay & PGRI



 

Awal mula saya bergabung dengan Group belajar menulis online Bersama OmJay dan PGRI pertama sekali saya dikabari oleh ketua umum PGRI Aceh, bahwasanya ada dibuka belajar menulis online secara gratis yang diselenggarakan oleh PGRI Pusat. 

Akhirnya saya menghubungi Contac Person yang tertera diflyer. Saya memperkenalkan diri dan mengungkapkan keinginan saya untuk bergabung kedalam group kuliah belajar menulis online kepada pemilik nomor yang tertera diflyer. Waktu itu,  sama sekali saya belum mengenal Omjay. Oleh beliau saya dimasukkan ke group menulis Gelombang 7 anggota nya belum banyak ketika saya bergabung berkisar sekitar 100 orang guru dari berbagai pelosok negeri dari ujung barat sampai ujung timur Indonesia. 

Selang beberapa hari, ada  materi tentang tata cara membuat blog sehingga berawal dari materi tersebut saya sekarang sudah punya blog dan terus menulis diblog. Lama kelamaan kian menggigit. 

Beberapa kali saya ikuti materi yang diberikan oleh narasumber seperti nya sangat menarik bagi saya untuk melanjutkan sampai selesai dan akhirnya saya juga mendapatkan hadiah buku dari penerbit ANDI Yogyakarta. 

Semua materi sangat berkesan dan bermanfaat bagi saya yang benar benar penulis pemula. Tidak salah saya masuk dan bergabung dengan Group belajar menulis online Bersama OmJay dkk.

Edi syahputra.H S.Pd 
edsamatra.blogspot.com 
SMA Negeri 13 Banda Aceh 

Awal Mula Suka Menulis










Menurut saya menulis merupakan sesuatu hal yang mengasyikkan. Kita bisa menyimpan kenangan kenangan semasa hidup kita lewat deretan aksara  yang kita ukir dengan indah, lalu kenangan itu akan terasa seperti hidup kembali jika kita membacanya lagi suatu saat nanti dan akan selalu terkenang sampai abadi. 

Salah satu hal yang membuat saya suka menulis adalah itu. Kita bisa mencobanya dan saya yakin akan berefek yang sama untuk kita semua. Walaupun  kendala selalu ada, tapi dengan niat dan tekad yang kuat untuk menulis apapun itu saya yakin pasti anda bisa. 

Sebelum memulai pastinya dibenak kita akan selalu berpikir seperti ini: Buat apa menulis?, saya harus menulis apa?, saya bingung nulis buat siapa nih, gak ada inspirasi?, Atau malas ah nulis, capek nulis gak ada waktu! Benar tidak hayoo?. 

Menulis banyak manfaat nya lho, diantaranya adalah mengingat ilmu, ilmu itu bagaikan air, jika dibiarkan tergenang maka akan menjadi keruh. Tapi bila dialirkan, akan memberi manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Dengan menulis seseorang akan mampu menambah sifat percaya diri, menyalurkan ide dan aspirasi serta menambah wawasan untuk mengekspresikan segala sesuatu melalui tulisan. 

Pertanyaan saya apakah anda suka menulis?.. Bagi yang suka menulis tentu jawabannya adalah "suka" tetapi bagi  yang belum menemukan keasyikan menulis jawabannya adalah "sulit dan/atau tidak suka"  Mengapa demikian, bagi yang sudah bisa menulis atau setidaknya pernah menulis mungkin tidak akan kesulitan untuk memulai menulis. Tapi bagi mereka yang belum pernah sama sekali menulis, mungkin bingung ketika mulai menulis. Untuk yang satu ini, saya sarankan untuk menulis apa saja dan mulailah sekarang juga. Karena kuncinya agar anda bisa menulis adalah, yach memulai untuk menulis. Peganglah pulpen dan sediakan kertas atau hidupkan komputer dan tulislah apa saja yang ada dibenak anda. Perlu anda pahami bahwa sebetulnya menjadi seorang penulis adalah cara meraih kesuksesan tanpa pesaing. Secara umum penulis adalah  jalan yang tidak banyak dipilih orang, jadi satu -satunya pesaing untuk anda menjadi penulis adalah diri anda sendiri. 

Saya ini seorang penulis pemula lho, apakah saya punya bakat menulis?  Dan apakah saya bisa menjadi seorang penulis?Entahlah... tapi dengan optimis saya menjawab "tentu saja saya bisa". Tapi bagaimana caranya?. Jawabannya tidak lain tidak bukan adalah dengan mulai menulis lebih siip...!

Salah satu sahabat saya pernah mempertanyakan pada diri saya, kenapa suka nulis? Saya kemudian menjawab "Saya suka menulis awalnya mengikuti kuliah belajar menulis online Bersama OmJay & PGRI serta suka membaca otomatis saya suka berfikir, karena suka berfikir saya akhirnya jadi berfikir saya ingin menjadi orang yang buku saya baca. Jika ia bisa menulis buku, tentunya saya juga bisa donk....? Jadi sebetulnya sangat simple alasannya kenapa saya suka nulis"  awal dari buku, oleh buku, dan untuk buku ".

Edi syahputra.H S.Pd 
edsamatra.blogspot.com 
SMA Negeri 13 Banda Aceh 

Kamis, 09 Juli 2020

Guru dan Siswa Sama Sama Rindu Sekolah



Tiga  minggu sudah libur semester
sekolah berlalu, dan sekarang ditambah lagi satu semester kedepan yaitu ditahun ajaran baru TP 2020 /2021. Yang semestinya masuk tanggal 13 juli mendatang.

Mungkin halaman sekolah sudah dutumbuhi rumput liar yang tinggi dan ruangan kelas sudah digelantungi sarang laba laba kali serta bunga bunga mulai tumbuh subur. Sebagai persepsi mungkin disudut sudut ruangan guru juga sudah ada s serangga seperti semut dan nyamuk. 

Hal itu bisa saja bukan? Itu hanya persepsi yang datang dari sekolah sekolah kesepian,  bangku -bangku yang berdebu serta halaman sekolah yang sudah dutumbuhi rumput liar. Mereka rindu dengan para siswa yang rajin piket pagi, yang rajin mengusik debu dari kediaman kursi. 
Kalau sampai enam bulan kedepan, apakah siswa akan ingat mata pelajaran mereka? Biasanya, suara bisik dan canda tawa siswa terdengar dari sudut sudut sekolah. Namun semenjak virus corona mewabah suara suara tersebut tak terdengar lagi. 
Hal itu pasti dirindukan siswa dan guru, termasuk tenaga Honorer. Meski siswa dipersilahkan untuk memanfaatkan belajar dirumah, namun hal itu tidak menghasilkan yang efektif. Barangkali, tak seseru belajar disekolah atau belajar tatap muka. Tapi Covid -19 masih melanda negeri kita, mau bagaimana lagi!. Pasti ada kerinduan yang mendalam bagi siswa untuk segera pergi kesekolah. Terang saja biar seperti apapun kondisi sekolahnya, biar segarang apapun guru-gurunya, tetap ada sesuatu yang spesial yang tidak ditemukan dirumah. Apakah itu rindu tentang jajan dikantin sekolah, tentang cerita seru, main bola, futsal,dan sebagainya, nongkrong ditaman sekolah, dengar nasihat guru, salah satunya pasti membekas dipikiran siswa. 
Sayangnya semua itu tidak bisa didapatkan siswa dari rumah. Sekolah yang sudah menggelar daring, mungkin tetap bisa bertatap muka dengan guru lewat maya. Tapi, apakah sudah sebanyak itu sekolah yang mampu? Rasanya tidaklah banyak atau malah lebih sedikit. 
Bagaimana pun juga, yang namanya anak anak pasti masih memiliki sikap yang kita sebut nakal dan usil. Mungkin hal ini lah yang membuat guru rindu siswa. Dilain pihak siswa juga rindu guru dan para teman -temannya. Hal seperti itu lah yang membuat atau mendatangkan kerinduan bagi banyak guru dan siswa. Kerinduan ini mungkin baru akan terbalaskan jika nanti mereka sudah mulai masuk sekolah, kapankah, itu? Tunggu nanti setelah corona selesai dan pergi dari bumi ini. Sesuai bincang Bincang penulis dengan beberapa guru dan siswa, ternyata baik guru maupun siswa sama sama merindukan sekolah. 
" jujur saja, saya sangat merindukan siswa dan Sekolah. Karena keseruan disekolah tidak bisa samakan dengan kepuasan yang lain. Kami rindu canda tawa mereka. Dan kami juga mencemaskan mereka tidak belajar selama dirumah ". Kerinduan guru lainnya adalah tentang semangat berkobar para siswa saat mereka datang kesekolah. Dan pagi pagi dipintu gerbang sekolah mengucapkan salam kepada gurunya dan bersalaman. Akhirnya, guru yang lelah karena datang dari jauh, malah merasa lebih tersemangati. Pokoknya hal seperti ini susah didapat dan merupakan kebahagiaan tersendiri bagi kami kaum pendidik".
Pada saat jam istirahat atau pulang beberapa guru sering mengamati siswa dari kejauhan. Tentang siswa yang jajan dikantin, berlarian dilapangan, serta siswa yang sedang bercerita semuanya tanpak menenangkan bagi guru. 

Pemandangan seperti ini tidak bisa didapatkan oleh profesi lain, tidak juga oleh media daring. Saya yakin dan percaya,  pastilah semua Guru merindukan suasana yang menyenangkan seperti ini. 
Begitu juga pada saat siswa pulang sekolah. Melihat tampilan dan wajah siswa yang mulai kusut dan lelah menjelang pulang malah menjadi kelucuan tersendiri bagi guru "Lucu, sekaligus bangga karena bearti siswa tersebut sudah mengikuti pelajaran dengan suka cita dan penuh perhatian".

Mungkin kerinduan kerinduan seperti ini, hanya akan terbayar lunas jika nanti kita semua sudah masuk kembali  sekolah. Saat ini, biarlah kerinduan itu ditumpuk dan ditabung terlebih dahulu. Nanti, saat corona virus tinggal cerita barulah semua itu terbayarkan. 

Jenuh juga jika seorang guru seharian harus bertatap wajah dengan labtop dan dan Android. Siswa memang tampak didalamnya, tapi apakah mata guru tidak perih setelahnya? Bayangkan bila kemudian  pembelajaran Daring digeluti oleh guru senior, pastilah sampai keluar air matanya. Lagi pula disekolah saya belum semua siswa yang memiliki hp Android karena orang tua mereka hidupnya dibawah rata rata ekonomi kelas bawah. 

Bagi seorang guru yang begitu mencintai  profesinya, pasti tangan mereka sudah gatal -gatal untuk memegang spidol dan menyentuh bingkai papan tulis. Terang saja, situasi memegang Spidol maupun menyentuh bingkai papan tulis dalam kelas sering kali menghadirkan ide ide unik bagi guru. Dari sana juga mereka bisa berpikir dan menatap raut wajah para siswanya. Siswa sudah paham atau belum, sudah fokus atau belum, siswa sudah selesai mengerjakan latihan atau belum.
Begitulah keindahan mengajar didunia nyata. Di dunia maya via daring mungkin juga indah dan seru, tapi keseruan itu masih terbatasi bahkan sering terganggu oleh sinyal dan peringatan sisa kuota yang masuk berkali-kali. 

Kita berharap, agar corona ini cepat berlalu, agar gambaran dan kerinduan antara guru dan siswa bisa terealisasi kembali....

Edi Syahputra.H S.Pd 
( Guru SMA Negeri 13 Banda Aceh)