Pengikut

Kamis, 09 Juli 2020

Guru dan Siswa Sama Sama Rindu Sekolah



Tiga  minggu sudah libur semester
sekolah berlalu, dan sekarang ditambah lagi satu semester kedepan yaitu ditahun ajaran baru TP 2020 /2021. Yang semestinya masuk tanggal 13 juli mendatang.

Mungkin halaman sekolah sudah dutumbuhi rumput liar yang tinggi dan ruangan kelas sudah digelantungi sarang laba laba kali serta bunga bunga mulai tumbuh subur. Sebagai persepsi mungkin disudut sudut ruangan guru juga sudah ada s serangga seperti semut dan nyamuk. 

Hal itu bisa saja bukan? Itu hanya persepsi yang datang dari sekolah sekolah kesepian,  bangku -bangku yang berdebu serta halaman sekolah yang sudah dutumbuhi rumput liar. Mereka rindu dengan para siswa yang rajin piket pagi, yang rajin mengusik debu dari kediaman kursi. 
Kalau sampai enam bulan kedepan, apakah siswa akan ingat mata pelajaran mereka? Biasanya, suara bisik dan canda tawa siswa terdengar dari sudut sudut sekolah. Namun semenjak virus corona mewabah suara suara tersebut tak terdengar lagi. 
Hal itu pasti dirindukan siswa dan guru, termasuk tenaga Honorer. Meski siswa dipersilahkan untuk memanfaatkan belajar dirumah, namun hal itu tidak menghasilkan yang efektif. Barangkali, tak seseru belajar disekolah atau belajar tatap muka. Tapi Covid -19 masih melanda negeri kita, mau bagaimana lagi!. Pasti ada kerinduan yang mendalam bagi siswa untuk segera pergi kesekolah. Terang saja biar seperti apapun kondisi sekolahnya, biar segarang apapun guru-gurunya, tetap ada sesuatu yang spesial yang tidak ditemukan dirumah. Apakah itu rindu tentang jajan dikantin sekolah, tentang cerita seru, main bola, futsal,dan sebagainya, nongkrong ditaman sekolah, dengar nasihat guru, salah satunya pasti membekas dipikiran siswa. 
Sayangnya semua itu tidak bisa didapatkan siswa dari rumah. Sekolah yang sudah menggelar daring, mungkin tetap bisa bertatap muka dengan guru lewat maya. Tapi, apakah sudah sebanyak itu sekolah yang mampu? Rasanya tidaklah banyak atau malah lebih sedikit. 
Bagaimana pun juga, yang namanya anak anak pasti masih memiliki sikap yang kita sebut nakal dan usil. Mungkin hal ini lah yang membuat guru rindu siswa. Dilain pihak siswa juga rindu guru dan para teman -temannya. Hal seperti itu lah yang membuat atau mendatangkan kerinduan bagi banyak guru dan siswa. Kerinduan ini mungkin baru akan terbalaskan jika nanti mereka sudah mulai masuk sekolah, kapankah, itu? Tunggu nanti setelah corona selesai dan pergi dari bumi ini. Sesuai bincang Bincang penulis dengan beberapa guru dan siswa, ternyata baik guru maupun siswa sama sama merindukan sekolah. 
" jujur saja, saya sangat merindukan siswa dan Sekolah. Karena keseruan disekolah tidak bisa samakan dengan kepuasan yang lain. Kami rindu canda tawa mereka. Dan kami juga mencemaskan mereka tidak belajar selama dirumah ". Kerinduan guru lainnya adalah tentang semangat berkobar para siswa saat mereka datang kesekolah. Dan pagi pagi dipintu gerbang sekolah mengucapkan salam kepada gurunya dan bersalaman. Akhirnya, guru yang lelah karena datang dari jauh, malah merasa lebih tersemangati. Pokoknya hal seperti ini susah didapat dan merupakan kebahagiaan tersendiri bagi kami kaum pendidik".
Pada saat jam istirahat atau pulang beberapa guru sering mengamati siswa dari kejauhan. Tentang siswa yang jajan dikantin, berlarian dilapangan, serta siswa yang sedang bercerita semuanya tanpak menenangkan bagi guru. 

Pemandangan seperti ini tidak bisa didapatkan oleh profesi lain, tidak juga oleh media daring. Saya yakin dan percaya,  pastilah semua Guru merindukan suasana yang menyenangkan seperti ini. 
Begitu juga pada saat siswa pulang sekolah. Melihat tampilan dan wajah siswa yang mulai kusut dan lelah menjelang pulang malah menjadi kelucuan tersendiri bagi guru "Lucu, sekaligus bangga karena bearti siswa tersebut sudah mengikuti pelajaran dengan suka cita dan penuh perhatian".

Mungkin kerinduan kerinduan seperti ini, hanya akan terbayar lunas jika nanti kita semua sudah masuk kembali  sekolah. Saat ini, biarlah kerinduan itu ditumpuk dan ditabung terlebih dahulu. Nanti, saat corona virus tinggal cerita barulah semua itu terbayarkan. 

Jenuh juga jika seorang guru seharian harus bertatap wajah dengan labtop dan dan Android. Siswa memang tampak didalamnya, tapi apakah mata guru tidak perih setelahnya? Bayangkan bila kemudian  pembelajaran Daring digeluti oleh guru senior, pastilah sampai keluar air matanya. Lagi pula disekolah saya belum semua siswa yang memiliki hp Android karena orang tua mereka hidupnya dibawah rata rata ekonomi kelas bawah. 

Bagi seorang guru yang begitu mencintai  profesinya, pasti tangan mereka sudah gatal -gatal untuk memegang spidol dan menyentuh bingkai papan tulis. Terang saja, situasi memegang Spidol maupun menyentuh bingkai papan tulis dalam kelas sering kali menghadirkan ide ide unik bagi guru. Dari sana juga mereka bisa berpikir dan menatap raut wajah para siswanya. Siswa sudah paham atau belum, sudah fokus atau belum, siswa sudah selesai mengerjakan latihan atau belum.
Begitulah keindahan mengajar didunia nyata. Di dunia maya via daring mungkin juga indah dan seru, tapi keseruan itu masih terbatasi bahkan sering terganggu oleh sinyal dan peringatan sisa kuota yang masuk berkali-kali. 

Kita berharap, agar corona ini cepat berlalu, agar gambaran dan kerinduan antara guru dan siswa bisa terealisasi kembali....

Edi Syahputra.H S.Pd 
( Guru SMA Negeri 13 Banda Aceh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar