Pengikut

Minggu, 01 November 2020

Catatan Kecil Kegiatan Uji Keterbacaan Buku Sekolah Gaul Anti Kekerasan






Dalam rangka mengurangi tindak kekerasan di lingkungan sekolah. Khususnya pada jenjang sekolah Menengah Atas,  Direktorat SMA bidang peserta didik telah melaksanakan penyusunan dan pembahasan buku Bekolah Gaul Anti Kekerasan sebagai upaya untuk mengurangi tindak kekerasan di lingkungan sekolah pada tahun 2020 ini. 

Kegiatan tersebut melibatkan beberapa pihak yang sesuai dengan  bidangnya masing -masing yaitu unsur Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI),  Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ( KemenPPPA),  Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, dan Sekolah yang diwakilkan oleh guru hebat yang berkaitan dengan pencegahan dan penanggulangan tindak kekerasan. 

Pelaksanaan Uji Keterbacaan secara garis besar dijelaskan yang meliputi tujuan, strategi pembahasan, dan jadwal pelaksanaan. 

Maraknya kejadian kejadian mengenai tindak kekerasan di lingkungan satuan pendidikan dapat membahayakan keamanan dan keselamatan peserta didik maupun maupun pihak pihak yang berada dalam sekolah. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)  mencatat bahwa pada Tahun 2019 menerima laporan sebanyak 153 kasus kekerasan fisik dan psikis yang berasal dari anak korban kebijakan, anak korban kekerasan fisik dan bullying. KPAI mengungkapkan kekerasan fisik dan bullying mencapai 39 persen terjadi pada jenjang SD /MI, 22 persen terjadi pada jenjang SMP)  sederajat, dan 39 persen terjadi pada jenjang SMA /SMK / MA. Selain hal tersebut KPAI juga mencatat sebanyak 21 kasus kekerasan seksual dengan jumlah korban mencapai 123 anak terjadi pada institusi pendidikan. 

Fenomena lain yang memperlihatkan keprihatinan dalam dunia pendidikan yaitu data tawuran pelajar yang terjadi sepanjang tahun 2019 meningkat sebesar 1.5 persen dari tahun sebelumnya.  Tentu data data diatas adalah kondisi yang sangat memprihatinkan dan harus menjadi perhatian seluruh stakeholder yang berada pada satuan pendidikan. 

Faktor yang menyebabkan tindak kekerasan yang dilakukan baik siswa atau guru atau warga sekolah lainnya misalnya ajakan teman,salah pergaulan, tidak dapat mengendalikan emosi dan faktor lainnya. WHO menyebutkan bahwa dampak yang disebabkan tindak kekerasan tidak hanya secara fisik tetapi jika ditilik dari segi dunia pendidikan, tindak kekerasan dapat mempengaruhi pencapaian belajar peserta didik 

Mencermati hal tersebut, Direktorat SMA membuat salah satu solusi untuk mengurangi tindak kekerasan diantaranya menulis buku mengenai bagaimana peserta didik dapat menjalankan proses pembelajaran yang nyaman disekolah tanpa adanya rasa khawatir terkait tindak kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah. Buku tersebut berjudul " Sekolah Gaul Anti Kekerasan " yang sudah disusun oleh beberapa Akademisi dan ahli,, namun untuk penyempurnaan nya dibutuhkan masukan atau rekomendasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu demi semakin baiknya buku yang akan dirilis. 

Itulah sekelumit catatan saya dalam mengikuti kegiatan Uji Keterbacaan Buku Sekolah Gaul Anti Kekerasan yang berlangsung selama 4 hari di Sentul Bogor, semoga Buku tersebut didistribusi kesekolah sekolah. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar