Pengikut

Senin, 30 Maret 2020

Duka Ibu Guru

#pentigraf_lepas
Yoyun Comes Back (159)
DUKA IBU GURU
Agust Wahyu

Telah lama Yoyun merindukan guru-gurunya yang pertama kali mengajarinya membaca dan menulis. Dari informasi terakhir yang dia dapatkan, guru-guru tersebut sebagian besar masih setia dengan profesinya. Tentunya mereka semua sudah berusia cukup lanjut dan mendekati purna bakti. Saat mereka dulu mengajar Yoyun, usia mereka masih sangat muda, kebanyakan merupakan guru baru. Yoyun merasa saat ini adalah saat yang tepat untuk menjumpainya, sekalian memperingati Hari Guru Nasional.

Yoyun sekarang bukan lagi anak kecil yang selalu didudukkan di bangku terdepan karena sering mengantuk. Bukan lagi anak kecil kurus hitam yang bila ingusan hanya disapu dengan punggung tangan. Setelah 30 tahun, dia sukses dalam karir menjadi salah satu pimpinan pada perusahaan otomotif di negeri ini. Sebagai rasa syukur dan ucapan terima kasihnya, dia ingin menemui guru-gurunya, terutama Ibu Sukapti wali kelas pertamanya dulu. Telah lama dia merencanakan pertemuan tersebut. Semula dia akan bergabung dengan teman-temannya yang mengadakan reuni tahun lalu. Tapi saat itu dia berhalangan karena sedang  tugas ke luar negeri. Makanya dia baru bisa lakukan sendiri sekarang.

Dengan rasa bahagia yang sekaligus mengharukan, Yoyun disambut oleh guru-guru yang pernah mengajarnya. Ibu Sukapti yang masih sangat sehat tak bisa menutupi rasa haru dan bahagianya. Air matanya terus menetes membasahi pipinya yang keriput memeluk Yoyun. Yoyun sendiri tak mampu berkata apa-apa, dia teringat saat ibu yang dianggap ibunya sendiri saat mendorongnya untuk rajin sekolah. Acara yang berlangsung setelah usai  sekolah itu terasa penuh keakraban, hanya diiisi dengan cerita kenangan dari Yoyun dan beberapa guru saat Yoyun sekolah. Sebelum makan siang bersama, Yoyun menyampaikan bingkisan buat masing-masing guru. Lalu Yoyun kembali minta Ibu Sukapti untuk memberikan kesan dan nasehat bagi dirinya. Tanpa diduga, dia kembali meneteskan air mata membuat ruangan itu hening. Dia mengatakan sangat bahagia, anak tercintanya menjadi orang yang sukses karena mendengar nasehatnya untuk belajar dengan baik. Tetapi dia juga sangat sedih melihat Yoyun. Dengan terbata-bata dia berkata, “Maafkan ibu, Nak Yoyun karena ibu tak pernah mengajarimu mencari jodoh… .”

Santa Ursula, 26 November 2019

#yoyuncomesback

Penulis yang sudah berpartisipasi
Agust Wahyu, Robertus Sutartomo, Genoveva Dian, Albertha Tirta, Bun Siaw Yen, Jenny Seputro, Budi Hantara, Agustinus Warsito, Merry Srifatmadewi, Agnes Kinasih, Waty Sumiaty Halim, Sylvia Marsidi, Ken Agnibaya, Theresia Lely, Agusanna Ernest, Nita Anita, Yosep Yuniarto, Galuh Purwaningdyah, Nunik Tyas, Yanie Wuryandari, Hery Sujatmo, Siu Hong-Irene Tan, Maria Miguel, Stella Christiani Ekaputri Widjaja, Dewi Mudatama, Senja Menepi Yunardi Cicilia Evie S. Rahardjo, Ypb Wiratmoko, Andina Aurelita, Apri Liyan Tino

Catatan:
• Pentigraf atau penagraf ini merupakan cerita lepas judul " Yoyun Comes Back" yang menghadirkan tokoh utama Yoyun, laki-laki sederhana dan lugu dari pinggiran kota Tegal.
• Siapa saja boleh menyumbangkan tulisan di sini, tentunya dengan pesan-pesan positif yang menyejukkan.
• Pentigraf atau penagraf dapat dikemas dengan sedih, humor, dan sebagainya.
• Bagi yang beminat dapat dikirim lewat inboks ke Agust Wahyu jangan lupa paling bawah tulis #yoyuncomesback
• Semua karya akan diedit/direvisi penulis bila ada kekurangan dengan beberapa masukan dari Agust Wahyu dan teman-teman sekalian

Salam Literasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar