Pengikut

Senin, 30 Maret 2020

Pamit

#pentigraf_jsh

PAMIT

Kepalaku tertunduk lesu ketika perjalananku sampai di batas kotamu. Persis sama dengan ketika aku datang pada suatu siang di terik kemaraumu. Empat puluh satu tahun yang lalu. Kurun waktu yang teramat panjang untuk sebuah penantian, namun terlampau singkat untuk mengakhiri sebuah kemesraan.

Yaa, rangkaian waktu yang selama itu peluhku acap kali mengucur mengairi sawah ladang keringmu dan mengalir sampai di muara ikut mengasinkan lautmu, walau kutahu semua itu pada akhirnya tak banyak memberi arti.

Ladang-ladang garam diam membisu ketika aku berbisik tanpa berisik. Tak ada air setetes pun merebak di pelupuknya. Mungkin mereka sudah tak mampu menguapkan air mata setelah disesap habis terik kemarau. Tapi aku paham, tak harus ada tangis hanya lantaran perpisahan. Sebab rindu bukan karena jauhnya jarak yang memisahkan, namun oleh dekatnya hati yang menautkan.

Pembaringan, 22112019.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar