Pengikut

Senin, 30 Maret 2020

Cinta: Perawan Itu Luka

CINTA: PERAWAN ITU LUKA

Sringatun mematut diri di depan kaca. Pupur mangir terpoles tipis di wajahnya dipadu dengan air tumbukan daun jati memerahkan bibir tipisnya. Untuk busana, sengaja ia pilih kemben biru dibebat sampur, dan jarik motif kawung sebagai andalan pertunjukan sore itu.

Tua muda laki bini bersorak menyambut Sringatun yang melangkah anggun dengan mata memejam. Tungkai kaki tak beralas itu begitu lembut melentik ke sana kemari seiring gemulai tangan sehalus sutera bergerak-gerak nyempurit, ngukel, tawing dan sebagainya. Sringatun menyihir semua warga, tak ada yang berkedip, tak sedikit yang ternganga.

Sementara itu dalam tariannya, batin Sringatun terpenjara. Syarat keperawanan sebagai Penari Seblang telah memasung cintanya pada berpuluh lelaki yang akhirnya meninggalkannya dan mengawini mereka-mereka yang tak lebih cantik darinya. Ia dirawat dan dipuja untuk dilihat, bukan untuk direngkuh dan dijamah. Tiba-tiba Sringatun membuka mata dan mengeluarkan sebilah pisau lalu mengunjamkan ke dadanya. Darah menyembur, warga berhambur. Sringatun memilih takdirnya, membawa keperawanan celaka dalam kematian. Untuk apa ada cinta jika tak ada yang memilikinya?

Yogyakarta, November 2019.

Note: Seblang adalah tarian mistis di Daerah Banyuwangi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar