Pengikut

Senin, 30 Maret 2020



Putriku Anggie

Aku geleng-geleng kepala melihat kelakuan putriku Anggie yang berumur 14 tahun. Segala bekas bungkus sampo, detergen, juga susu saset dicucinya bersih dan di kumpulkan. "Sampah kok dikumpulin, Ngie? Mama buang ya."
Anggie  melarangnya. Anggie bilang ia dan komunitasnya ingin mendaur ulang plastik-plastik bekas pembungkus itu menjadi sesuatu yang berarti, misalnya tas atau pot tanaman. Aku mengernyit, Anggieku yang pemalu tumben aktif dalam komunitas segala.

Komunitas Pecinta Lingkungan dimana Anggie bergabung di dalamnya menurutku kegiatannya sangat positif. Mereka mencari donatur untuk membeli bibit pohon dan menanamnya di daerah yang gundul. Memberikan penyuluhan warga akan pentingnya menebang pohon berdasarkan sistem tebang pilih, artinya menebang dengan memperhatikan usia pohon. Serta menjaga tanah dari polusi plastik. Plastik yang tertimbun di tanah akan butuh waktu sangat lama untuk terurai.  Sebisa mungkin plastik-plastik di daur ulang untuk digunakan kembali seperti yang dilakukan Anggie.

Anggie berjinjit dan berbisik di telingaku, "Wakil ketua komunitasnya si Nathan, Ma. Cakeeepp banget." Owalaah, aku tertawa. Putriku beranjak dewasa rupanya. 😊😊

BNA,01042020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar