Pengikut

Senin, 30 Maret 2020

Gerakan Hijau Ala Sekolah

GERAKAN HIJAU ALA SEKOLAH

*Iin Soekamto

#pentigrafhijau

Sudah tiga bulan Bu Mirah merasa heran, sekaligus bingung. Sampah yang diangkut dari sekolahan dekat rumahnya menyusut jumlahnya. Rasanya dalam satu hari Bu Mirah dan suaminya bisa mengangkut enam gerobak, " Kok sudah tiga bulan ini   cuma tiga gerobak, 'malah' sejak kemarin dua gerobak ya Pak,"  Bu Mirah heran. Bahkan sampah tas 'kresek' plastik, botol plastik tak ada. Bu Mirah dan suami memang pekerja pengumpul sampah, sebenarnya cukup prihatin lantaran penghasilan memilah jenis sampah dari karton, plastik, kertas bekas yang disetor ke lapak berkurang.

Keluhan suami-istri  pengumpul sampah itu juga dirasa penjual jajanan pinggir jalan depan kompleks SD dan SMP sekolahan itu. "Anak-anak jarang jajan sekarang ini," keluh penjual bakso, sosis bakar, lontong balap, siomay, dan yang lain.

Agaknya gerakan membawa bekal makan, juga minuman dengan botol sendiri dari rumah sudah dianjurkan oleh para guru di situ. "Anjuran lewat anak-anak di sekolah sangat manjur. Pasti ditaati," kata Bu Guru Karlina, pengajar Matematika di SMP itu. Makan siang bersama sambil berbagi cerita masakan Ibu masing-masing. Mereka saling bercanda, pamer warna 'tumbler' hingga kotak makan. Keranjang sampah sekolahan juga bersih, tak berbau. Lingkungan tambah segar. Mungkin para penjual makanan sepanjang pinggir jalan mulai siap-siap ganti profesi. Begitu pula Bu Mirah dan suaminya.

/HSI-hijau5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar