Pengikut

Senin, 30 Maret 2020

Bandara

BANDARA

Disini, seakan tidak ada yang menganggapku berguna. Keberadaanku hanya sebatas aksesoris belaka. Bagian yang tidak bisa dihilangkan dan jika meskipun ada tidak dianggap. Ketika aku lewat di depan mereka hanya angin yang tidak memiliki bayangan. Aku sangat sadar. Memang pekerjaanku sebagai pembersih bukan pekerjaan yang penting. Karena itu tidak memiliki nilai di mata semua orang.

Ukuran tubuhku saja tidak sebanding dengan orang-orang biasanya. Hanya lebih tinggi sejengkal dari tong sampah plastik yang terletak di sisi lorong bandara. Aku juga tidak pernah mengeluh dengan keadaanku saat ini. Hanya oramg tuaku saja yang tidak mau dengan kehadiranku di sisi mereka. Nyatanya mereka telah bersekongkol untuk meninggalkanku di tong sampah. Iya! Pesrsis dengan apa yang kau pikirkan. Di bandara.

Menjadi tukang sapu, aku harus pandai dan yang pasti harus memiliki kemampuan untuk menjawab dan menjukkan segala kebutuhan orang-orang yang hendak pergi atau datang dari perjalanan mereka. Tak jarang mereka menanyakan toilet, musollah, galeri mesin ATM dan kapan jadwal pemberangkatan. Hal ini memang bukan pekerjaan wajibku, namun aku juha harus bisa memberikan pelayanan yang terbaik bagi terminal pesawat. "Anda kami terima bekerja disini supaya orang tua Anda ingat bahwa mereka telah membuang bayi di tempat ini." Begitu kata atasan kepadaku saat melamar pekerjaan disini.

Sumenep, 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar