Pengikut

Senin, 30 Maret 2020

Telur Penyu

TELUR PENYU
Liburan sekolah selalu saja menjadi saat yang ditunggu-tunggu saat masih sekolah dulu. Untuk liburan kali itu, kami bersembilan sepakat dengan usul teman kami, Tedy, untuk berkemah di pantai Panjang, Bengkulu. Tedy kebetulan berasal dari Bengkulu jadi dia tahu seluk beluk pantai itu. Dulu tempat itu masih bebas untuk berkemah. Jadilah kami menuju lokasi dengan mengendarai mobil yang dipinjamkan ayah Tedy lengkap dengan sopirnya. Meski sempat merasa ngeri dengan perjalanan melewati jalan-jalan di tepi jurang, akhirnya kami sampai dengan selamat di sana.
Tiba di sana sore hari membuat kami bergegas mendirikan tenda dan menyiapkan peralatan masak sebelum gelap. Setelah makan malam seadanya ala perkemahan, sebagian besar kami tidur pulas. Empat orang teman yang mendapat giliran berjaga yang harus menjalankan tugasnya bergantian dua giliran. Tidur nyenyakku terganggu oleh seseorang yang mengoyang-goyangkan tubuhku. "Ton, bangun ... salat Subuh dulu." Ketika bersiap untuk berwudu, aku melihat seorang lelaki melintas di pinggir pantai membawa ember penuh muatan seperti telur berwarna putih tak jauh dari tempat kami berada. "Itu orang yang mencari telur penyu," ujar Tedy. Akupun berniat untuk mencari telur penyu setelah salat Subuh.
Bersama tiga orang temanku, aku berjalan-jalan menyusuri pinggir pantai. Kulihat ada guratan jejak kaki penyu di pasir yang berujung pada sebuah lubang yang terbuka. Itu tempat penyu bertelur dan telurnya sudah diambil dari sana. Setelah melewati dua lubang terbuka, harapanku tiba-tiba muncul. Di hadapan kami ada guratan jejak kaki penyu yang berujung pada gundukan kecil pasir. Pasti si pencari telur penyu terlewat dan tak mengambil telur dari sana, pikirku. Aku langsung berlari dan mengambil sepotong kayu yang tergeletak tak jauh dari sana. Dengan semangat, kugali gundukan pasir itu. Dalam hitungan detik, aku sudah melihat isinya. Kedua temanku yang sejak tadi hanya menungguiku menggali, tertawa terbahak-bahak. "Ambil tuh telur penyunya," ujar Andre lalu melanjutkan tertawa. Aku sewot, "Ini pasti ulah kalian berak di sini. Dasar, kalian memang selalu gak peduli dengan kebersihan lingkungan."

#pentigrafhijau

Tidak ada komentar:

Posting Komentar