TUHAN ADA DI MANA?
Anisa menatap kosong ke arah ruang isolasi di sebuah rumah sakit tak jauh dari rumahnya. Ia hanya bisa terdiam di ruang tunggu, menunggu dengan hati berdebar. Waktu seakan begitu lamban berjalan. Ia gelisah bukan kepalang, merapal-rapal nama Tuhan di dalam hatinya.
Ia merasa tak berdaya, segala doa telah ia panjatkan sebisanya. Air mata menyeruak dari balik kelopak matanya, terlintas wajah teduh ibunya tersenyum lembut. "Nak, jika waktuku tiba. Tolong kuburkan aku di sisi makam ayahmu," itu pesan Ibu sebelum hasil tes menunjukkan kalau Ibu terkena virus corona.
Ibu baru saja pulang dari Singapura, menengok adiknya yang sakit keras. Mula-mula Ibu merasa sakit tenggorokan, dipikirnya hanya sakit biasa. Usia ibu memasuki 70 tahun, satu-satunya keluarga yang dimiliki Anisa. Semenjak Ibunya masuk ruang isolasi, Anisa tak berhenti merapal nama Tuhan, biji tasbih tak hentinya diputar. Di sudut hatinya paling dalam ada tanya tiba-tiba, "Tuhan di mana Engkau?" Sementara di kejauhan samar terdengar suara burung gagak.
#pentigrafcorona
Tidak ada komentar:
Posting Komentar