TAK ADA YANG SIA-SIA
"Semua pasokan bahan sudah terjadwal dan sudah dibayar di muka." Begitu alasan pemilik katering menolak permintaan untuk menunda pesananku. Pengelola gedung pun punya jawaban yang tak jauh berbeda. Aku bingung, sebelas hari memang bukan waktu panjang untuk membatalkan semua persiapan resepsi pernikahan anak perempuanku. Kewaspadaan terhadap penyebaran virus Corona dengan penerapan Stay at Home dan imbauan Social Distancing seolah mimpi buruk bagiku sekeluarga.
Tetamu yang hadir bisa dihitung dengan jari, itu pun sebagian besar dari keluargaku dan pihak besan. Sejumlah kursi tetap kosong hingga acara berakhir. Sedih rasanya menatap aneka hidangan yang nyaris utuh tak tersentuh. "Jangan terlampau bersedih, Ma. In syaa Allah semuanya tak akan tersia-siakan," bisik suamiku berusaha menenangkan.
Malam ini aku sengaja mengikut suami berkeliling ke beberapa tempat. Kami datangi beberapa panti asuhan dan pondok pesantren terdekat untuk membagikan makanan. Ada kebahagiaan tergambar di wajah anak-anak penghuni panti saat menyambut kedatangan kami. Hatiku tersentuh ketika melihat mereka sangat menikmati aneka makanan yang mungkin tak pernah terbayangkan sebelumnya. Aku tersadar, ternyata Allah telah mengarahkan kami untuk berbagi kepada yang lebih membutuhkan, bukan kepada mereka yang berkecukupan dan sudah terbiasa menyantap hidangan pesta. Dia telah mengingatkanku, dengan cara-Nya, walaupun terkadang menyakitkan.
Pembaringan, 26032020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar