Pentigraf Corona
#Dirumahaja
"Pak, anak-anak tidak nyenyak tidurnya, dari semalam mereka tidak makan." Somadi mengedikkan bahu dan menjawab " Tapi Kitakan harus dirumahaja Bu. Saya tak berani keluar. Selain itu, tak ada penumpang yang berani order ojol lagi, Bu!" Istrinya bungkam. Dalam hatinya ia membenarkan kata suaminya. Tetapi hidup berjalan terus, penghasilan sehari dimakan sehari berikutnya.
Sekarang hari ketiga gerakan #Dirumahaja. Gerakan ini lumayan berhasil. Genap tiga hari anak istrinya dan dia tidak makan malam. Setiap pagi makan bubur dan tempe siang bubur dan ikan asin. Beruntung Surti, istrinya mempunyai uang di bawah kasur guna membayar utang perabotan ember plastik untuk bulan ini. Melihat itu akhirnya Somadi memutuskan hal berat ini.
" Pak, mengapa batuk terus, aduh Bapak kok demam yah. Ini sudah dua mingguan Bapak pergi narik dengan hasilnya tak seberapa itu." Dalam hatinya Somadi takut sekali. Saat hari pertama dia datang ke shelter ojolnya, ada temannya si Nardi tiba-tiba meninggal setelah demam dan batuk serta sesak napas. Dan dia selalu di sebelahnya saat dia nongkrong hampir sepanjang hari karena sangat sepi orderan. Dia ingat semua temannya tetap nongkrong karena tak bisa dirumahaja. Saat nongkrong asap rokok masih mengepul, sambil main catur dan kartu remi semua temannya masih bisa tertawa menertawakan nasib diri sendiri. Tiba-tiba dadanya sesak dan sulit bernapas. Dia genggam tangan Surti, istri tercintanya dan dia belum berpesan apa pun untuk bini dan anaknya agar segera ke RS periksa diri apakah terjangkit Corona karena tertular dirinya. Kini yang tersisa tangis Surti, " Akhirnya beginikan nasib Bapak, sudah dibilangin Pak Presiden disuruh dirumahaja kok ya ngeyel!"
Citayam, 28032020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar