Pengikut

Senin, 30 Maret 2020

Pernikahan Sirna

PERNIKAHAN SIRNA
#pentigrafcorona

Aku termenung memandangi tumpukan undangan perkawinan kami yang mestinya telah disebarkan. Sebuah surat himbauan dari ketua RT tempat kami tinggal telah membuat kami batal menyebarkan undangan itu. Upaya untuk pencegahan penyebaran Covid19 itu mutlak harus dipenuhi. Masyarakat diminta untuk tidak berkumpul dan mengadakan acara yang mengumpulkan banyak orang.

Dua bulan lalu, keluarga Arman minta untuk memajukan rencana pernikahan kami yang semestinya akan dilangsungkan enam bulan lagi. Awalnya aku dan ibuku tak sependapat tapi apa boleh buat, keluarga Arman mendesak minta dipercepat. Ibu akhirnya mengalah daripada menimbulkan rasa tak enak di antara dua keluarga. Akhirnya dipilihlah akhir bulan Maret untuk waktu pernikahan dan pelaksanaan resepsi.

Wabah Covid19 yang melanda dunia telah membuat keluarga Arman murka. Semalam mereka datang dan tetap berkeras dengan rencana semula untuk melaksanakan perkawinan kami di bulan ini. Ayah dan Ibu sudah berusaha membujuk mereka dengan tenang namun mereka tetap berkeras. “Kami mohon maaf tidak bisa memenuhi permintaan pihak keluarga Arman. Sebaiknya, biarkan wabah ini berlalu dulu. Kalau memang masih tak bisa menunggu, silakan batalkan saja rencana pernikahan ini.” Keluarga Arman pulang tanpa pamit mendengar ucapan tegas Ayah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar