Pengikut

Senin, 30 Maret 2020

Pongah

PONGAH

Mentari membentangkan selimutnya, lalu aku hendak menyusulnya, hari sudah larut, hampir berakhir. Tiba-tiba ada telpon dari sobat baik. Aku meladeni obrolannya yang pada dasarnya menawariku pekerjaan. Tawarannya sangat menarik dengan salary yang tinggi, jauh di atas salaryku sekarang. Bicaranya sedikit meluas yang intinya, tawaran itu sangat cocok untukku. Tanpa pikir panjang, aku langsung menerima tawaran kerja itu. Untuk keputusan itu, aku tidak berdoa dulu. Sepertinya aku terlalu senang untuk meninggalkan pekerjaan membosankan yang sudah aku tekuni 23 tahun.

Setelah mengurus pengunduran diri dari pekerjaan lamaku, aku segera memulai pekerjaan baruku. Banyak hal yang harus aku pelajari di tempat yang baru, tetapi aku yakin, aku mampu. Karena ada wabah virus Corona,  maka setiap hari aku memakai masker. Keluar masuk kantor, suhu badanku diperiksa. Baru saja 2 minggu aku sebagai Kepala Dapur asrama, aku menerima kabar buruk. Virus Corona bukan hanya wabah di Wuhan saja, melainkan statusnya sudah menjadi pandemi. Oleh karena itu, semua penghuni asrama dirumahkan. Termasuk semua tukang masak dirumahkan.

Sekarang aku menjadi pengangguran, Kepala Dapur tanpa masakan. Tidak ada yang perlu dimasak. Tidak ada juga orang di asrama. Aku menyesal, sudah terlanjur mengundurkan diri sebagai pegawai tetap di kantor yang lama. Padahal di sana, walaupun salaryku kecil, aku mendapatkan tunjangan kesehatan bagi seisi keluarga. Siapa sangka ada Corona. Seharusnya aku melibatkan Tuhan dalam keputusanku yang serius. Ampuni aku ya Tuhan, aku sudah terlalu pongah.

Yvonne Sumilat,
29 Maret 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar