#pentigrafcorona
PILATUS
Covid19 mendadak mengubah perilaku penduduk desaku terhadap kesehatan. Sadar akan perlunya olah raga, memperkuat kekebalan tubuh, hidup sehat dan bersih seperti rajin cuci tangan. Anak-anakku dan suamiku yang jarang cuci tangan sebelum makan pun kini rajin melakukannya.
Beberapa kali sehari petugas desa berkeliling menyosialisasikan dengan pengeras suara perlunya tinggal di rumah dan menjaga jarak dengan orang lain waktu berinteraksi. Memang akibatnya desaku jadi sepi. Suara knalpot sepeda motor anak-anak muda yang biasanya lalu-lalang memekakkan telinga mendadak lenyap. Desaku benar-benar hening. Sunyi.
Namun pemerintah desa sebelah tidak melakukan kebijakan yang sama. Penduduknya pergi keluar rumah, dibiarkan. Malah ada yang suka kongkow-kongkow hingga larut malam sambil "cekakakan". Di samping potensial terhadap penularan, melèk sampai malam menurunkan daya kekebalan. Kepala desanya tidak tegas. Rupanya takut terhadap warganya. Ketika diingatkan oleh kepala desaku malah menjawab ketus:"Biarkan, mereka kan orang-orang dewasa. Bisa ngatur dirinya sendiri." Ngelès. Menghindari tanggung jawab. Maunya cuci tangan; bukan untuk kesehatan dan menjauhi Covid19, tapi meniru tindakan Pilatus waktu memutuskan tentang Yesus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar