Tapi dia ngak pernah mengeluh, tak pernah menyesali hidup. Dia menyembunyikan semua kepedihan sendiri. Bahkan dia sanggup memberi semangat kepada keluarganya, meski dia sedang galau menderita.
Dia lelaki. Keletihan dan kegalaunnya diatasi sendiri, dan pulih ketika pulang melihat senyum anak dan istrinya mengembang.
Kini corona mengamcam dari semua sudut, dia tak pedulikan dirinya. Dia harus bekerja lebih keras untuk keluarganya, dalam situasi sulit ini.
Dia saya panggil si mus, alias mawardi, warga ikhulung, jempa. Dia pengumpul sampah setengah hari, dan bertani di sawah setengah hari.
Tabek mus, Allah akan melindungimu dari corona. Panasnya matahari, dan liatnya lumpur, itu adalah kita.
Kamu pantas disebut lelaki anti corona, sebab Allah akan menjaga kita dengan segala keagungan sifat rahman dan rahim, termasuk dengan lumpur dan matahari. Salam untuk semua lelaki bertanggungjawab...........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar