Pengikut

Jumat, 10 April 2020

Persamuhan Nasional Pendidik Pancasila Punya Cerita

Persamuhan Nasional Pendidik Pancasila Punya Cerita.
Penulis: Edi Syahputra.H, S.Pd
Peserta Kelas belajar menulis online gelombang 7 Bersama Om Jay

Saya  Guru bidang Studi Seni Budaya mengajar di SMA Negeri 13 Banda Aceh Provinsi Aceh, dengan penuh perjuangan karena terbang dengan pesawat terakhir pukul 17.00 dari Bandara Iskandar Muda Aceh Besar menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta. Saya bersama tiga orang ibu guru harus bermalam dibandara  karena besoknya setelah shubuh  terbang lagi menuju bandara Juanda  Kota Surabaya.

Alhamdulillah sampai di kota Surabaya jarum jam menunjukkan jam 07 Pagi, kami langsung menuju Hotel dengan Taxi, sesampainya kami di Hotel langsung ganti pakaian Adat daerah masing masing, karena menuju Pandaan Kabupaten Pasuruan untuk menghadiri pembukaan Kegiatan Persamuhan Pendidik Nasional Pancasila disana.

Kegiatan nya diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila bersama teman teman AGSI se Indonesia sekitar 500 Peserta yang berlangsung sejak 29 November 2019 di Shangri- La Hotel.  Bangga rasanya bukan kepalang. Karena megah nya Hotel tempat nginap.

Persamuhan Nasional dalam laku Lampah

Aku terdiam sejenak,sambil menyimak penjelasan dari beberapa nara sumber yang di undang sebagai Pemateri. Kok.  Persamuhan ini Pancasila begitu gaung... Begitu banyak makna Pancasila yang dipaparkan. Seingat saya dulu waktu masih Dibangku sekolah saya hanya diajarkan oleh ibu guru saya menghafal 32 butir Pancasila ditambah lagu Garuda Pancasila  yang menjadi lagu wajib sebelum masuk kelas.
Setelah dijelaskan panjang lebar oleh Pemateri oh ternyata Pancasila itu adalah hal hal yang bernilai positif  dan baik, baik yang bagaiman adalah saling menghargai perbedaan,  yang putih dan yang hitam., yang kriting dan yang lurus pokoknya Pancasila adalah hal hal yang bernilai baik.

Persamuhan Nasional yang berlangsung di Surabaya tentu tak terlepas dari pemimpin pemimpin hebat.

Saya cukup senang berjumpa dengan sosok pemimpin yang menjadi inspirasi para pemimpin daerah lain, si wali kota yang terkenal dengan kebijakannya juga turut hadir diantara 500 Peserta guru sejarah, seni budaya, IPS, PPKN dan Pendidikan Agama se Indonesia. Karena berdesak desakan saya tidak dapat berjabat tangan dengan beliau akhirnya saya berphoto dengan mobil dinas nya saja. Tapi tidak apa apa saya tahu waktu itu kan cukup banyak peserta yang berdesak desakan bersalaman dengan beliau.  Agar tidak terjadi desak desakan maka buk Risma perlu dikawal oleh ajudannya yang ekstra ketat ditambah kondisi buk Risma waktu itu baru pulih dari sakit.  Saya merasa bangga berada di antara lima ratusan guru yang hadir dalam acara Persamuhan Pendidik Nasional Pancasila.

Dalam kegiatan ini guru tidak hanya diajak untuk mendengarkan materi tetapi juga diajak berdiskusi dan saling tukar pikiran. Lalu saya mengamati antusias nya para guru terlihat pada saat buk Risma yang menyampaikan materi dari Aula sudut kiri, kanan, muka tengah belakang, mengacungkan  tangan untuk memberikan pertanyaan.
Kata kata yang paling saya ingat dalam pemaparan materi nya adalah jangan pernah memaksa anak  belajar apa yang tidak disukainya. Lalu beliau mengingatkan bahwa taman bukan hanya sekedar taman tetapi untuk rekreasi. Bisa bawa  anak anak sambil belajar.

Ada Rasa Persaudaraan di Persamuhan Nasional Surabaya

Pancasila tidak hanya sekedar melafal tapi Pancasila dapat menularkan energi Persaudaraan yang tidak kami sadari. Yang paling saya rasakan ketika  di hari perjumpaan pertama di Shangri -La Hotel, seluruh peserta berkumpul bersama dengan oleh oleh  khas masing masing daerah satu persatu mulai menyajikan kepada teman teman daerah lain. Kebetulan kami dari Aceh oleh oleh khas kami kopi. Kami menyajikan bawaan    oleh oleh kami ditempat kami berkumpul, lalu kami nikmati bersama sambil tertawa ria. Kami juga harus menyisihkan oleh oleh khas Aceh untuk buk Direktur Pembudayaan Pancasila yaitu ibuk Irene Camelyn Sinaga, yang selalu menjadi Primadona dalam kegiatan Persamuhan itu.

Di Kegiatan Persamuhan Pendidik Nasional Pancasila ini,  bagi kami dari guru guru bidang studi Seni Budaya merupakan sebuah sejarah  karena di Kegiatan tersebut bisa terbentuk Asosiasi Guru Seni budaya  Indonesia.

Saya kebetulan satu kamar dengan salah seorang guru Sejarah beliau mengajar di salah satu SMA di Kabupaten Malang, ketika saya dengan beliau sedang beristirahat di kamar kami berdua banyak berdiskusi  seputar  tentang pendidikan serta seputar kegiatan Persamuhan,  beliau adalah seorang penulis, banyak buku karya karya yang beliau tulis sehingga beliau menghadiahkan tiga buah buku untuk saya,sesampainya saya ke Aceh baru saya mengirimkan buku tulisan saya ke beliau sebagai tanda persahabatan.

Sebetulnya cerita tentang sekelumit atau sebuah catatan kegiatan Persamuhan Nasional sejak dari kemaren itu ingin saya goreskan disini, karena ada kesibukan yang mendesak maka nya bagus tuliskan ditengah Negeri ini dilanda Covid 19.



Semoga bermanfaat bagi yang membacanya.

Edi syahputra.H, S.Pd
https://edsamatra.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar