Mesjid Pusaka Kedai Susoh, Gagasan Pedagang Yaman.
Keberadaan mesjid Pusaka Kedai Susoh, nyatanya kental bernilai masa lalu. Mulai kisah kejayaan ekonomi Susoh yang mendorong kemunculan mesjid ini lewat gagasan pedagang dari Yaman, hingga unsur arsitekturnya yang "Mancanegara". Menurut literatur literatur, ditulis bahwa Susoh pada abad ke 18 hingga awal abad ke 19 berkembang menjadi pusat perdagangan dipantai Barat Aceh. Teluk Susoh yang berada di bibir pantai samudra Hindia, sekarang wilayah kedai Susoh, kecamatan Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya.
Sebagai pusat perdagangan masa itu, kedai Susoh memiliki pelabuhan yang sibuk melayani jasa angkutan barang dan jasa pelayanan lainnya. Tak heran, daerah tersebut menjadi pusat perdagangan bagi Kuala Batu, Blang Pidie, Lhok pawoh utara dan Manggeng serta dengan Negeri patiambang (Gayo). Sedangkan pedagang luar ada dari Persia, dan Yaman.
Kegemilangan Susoh saat itu seperti yang dikemukakan Said Marwan Shaleh (70).tokoh masyarakat Susoh bahwa dalam sebuah buku dari Belanda yang ia baca, dijelaskan tentang hiruk pikuk perdagangan di pelabuhan kedai Susoh.
Fahri Rahim (56), yang juga salah satu tokoh masyarakat Susoh, yang mengutip Jhon Anderson dalam Acheen And The Port On The North And East Cont Of Sumatra, antara lain di kedai Susoh terdapat 400 tokoh dengan aneka dagangan misalnya emas perhiasan dan minyak wangi.
Begitulah, pada suatu hari, di abad ke -18 dimotori oleh Habib Abdurrahman Alyamani, pedagang minyak wangi dari negeri Yaman, dan tokoh masyarakat setempat membangun sebuah tempat ibadah umat islam di dekat pelabuhan kedai Susoh. Itulah cikal bakal Mesjid Pusaka Kedai Susoh.
Benteng dan champa Mesjid Pusaka Kedai Susoh yang bersebelahan dengan pantai jilbab ( objek wisata terkenal Kabupaten Aceh Barat Daya), arsitektur nya lain dari mesjid pada umumnya di Aceh. Bangunan permanennya ditutupi atap bertingkat, yang bagian atas terdapat tiga bangunan permanen segi empat dan menggunakan atap pula. Dibagian atap lain bertengger kubah ukuran kecil.
" Hampir menyerupai mesjid dibanten ", kata Said Marwan Shaleh, sementara menurut Fahri A Rahim, arsitektur atap mesjid tersebut seperti mengambil gaya atap bangunan mesjid di Champa.
Perbedaan lain terdapat di bagian dalam. Mesjid Pusaka tidak memiliki mimbar atau podium. Khatib menyampaikan khotbahnya hanya berdiri pada tangga (undukan), yang sudah dilapisi batu granit. " Bila belum terbiasa, bisa bisa khatib gemetar kaki nya saat menyampaikan khutbahnya," kata salah seorang jamaah.
Mesjid Pusaka Kedai Susoh sudah dua kali direnovasi. Tahun 1970, saat itu dilaksanakan pembantu Wilayah Blang Pidie. Renovasi kedua tahun 2007. Dengan ketua umum pembangunan adalah H Sayed Samsul Bahri, ." Renovasi dilakukan untuk mengembalikan kebentuk aslinya, yaitu berdasarkan gambar mesjid Pusaka masa lalu. Dulu mesjid Pusaka hanya memiliki satu kubah kecil, tapi sekarang menjadi tiga agar tampak lebih seimbang kata ketua Pembangunan 1, Drs Thamrin.
Fahri A Rahim yang kerap bertindak sebagai khatib di mesjid Pusaka mengatakan, peneliti benda bersejarah atau purbakala telah menetapkan mesjid ini sebagai salah satu mesjid tertua di pantai barat Aceh.
Barangkali karena umurnya yang sangat tua, mesjid ini menjadi sasaran kunjungan jamaah dari luar Abdya, bahkan dari luar Aceh. Saat bulan Ramadhan pengunjung datang ada yang dari Jakarta, Bandung, Riau, Medan khusus untuk mengadakan i'ktikaf 10 hari dimulai dari 20 ramadhan di mesjid Pusaka. Pejabat dan staf jajaran Pemkab Abdya juga memilih mesjid Pusaka sebagai tempat ibadah shalat jumat. Untuk prosesi shalat lima waktu juga banyak jamaah dari luar desa kedai Susoh. Seperti dari kecamatan Blang Pidie atau kecamatan yang lainnya yang ada di Kabupaten Aceh Barat Daya. Terutama shalat dhuhur. Para pengunjung lokasi wisata pantai jilbab tentu sangat beruntung dengan keberadaan mesjid Pusaka.
Makam Tgk Labaidin
Mesjid Pusaka Kedai Susoh, boleh jadi makin populer karena didekat mesjid terdapat makam Tgk Mahyudin bin Tgk Muhkti atau Tgk Labaidin.
Berdasar data pada batu nisan Tgk Labaidin lahir Tahun 1899 M, meninggal dunia di Kampung Pinag Susoh pada 12 juli 1974 / M 22 Jumadil Akhir 1394 H, bertepatan hari jumat pukul 20.15 WIB. Tgk Labaidin dimakamkan berjarak sekitar 25 Meter sebelah barat bangunan mesjid Pusaka.
Tgk Labaidin belajar ilmu Agama dari orang tua nya, Tgk Muhktie. Konon Tgk Labaidin sempat belajar ilmu agama islam sampai ke Pattani, Thailand. Sehingga semasa hidup nya memiliki ilmunya yang sangat dalam.
Hingga saat ini masyarakat Susoh, bahkan dari luar, masih berziarah ke makam Tgk Labaidin, dan mereka tentu saja akan menunaikan shalat wajib atau shalat sunnah dimesjid Pusaka Kedai Susoh. Setidak tidaknya sebagai tempat wisata relegi, melihat mesjid Pusaka Kedai Susoh dari dekat.
https ://edsamatra.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar