Pengikut

Jumat, 17 April 2020

Corona: Lompatan Dunia Pendidikan Kita

*Corona: Lompatan Dunia Pendidikan Kita*

Bila seseorang dari abad ke-19 datang ke era kita saat ini, dia akan bingung dengan perubahan di dunia. Takjub dan tercengang dengan kemajuan yang ada. Tetapi ketika dia pergi ke sekolah dan melihat kelas, dia tidak akan melihat banyak perubahan dengan zamannya -- saat guru mengajar utamanya.

Sebelum wabah Covid-19 ini terjadi, kemajuan teknologi sudah luar biasa berkembang. Namun hanya sebagian kecil saja dari perkembangan itu yang diajak masuk ke kelas.

Seyogianya dengan perkembangan sains dan teknologi yang terciptakan saat ini. Kita dapat melakukan lebih dari yang kita bisa sebelumnya. Sehingga, memungkinkan guru untuk membuat pembelajaran yang tidak jauh berada dengan pengalaman yang dialami siswa di luar sekolahnya.

Berbagai aplikasi, video, teks dan simulasi teknologi informasi dapat hadir bersama pengalaman siswa belajar hari-hari -- sampai dapat memantau kemajuan siswa dalam belajar, misalnya. Memberi siswa apresiasi atau penghargaan, bahkan berbagi laporan perkembangan siswa dengan orang tua, tentunya.

Sehingga, kemajuan di abad ini harus sama-sama hadir dengan pengalaman hidup siswa lainnya diluar kelas -- dan dapat memastikan bahwa siswa tidak hidup di dua abad yang berbeda saat masuk sekolah. Jadi, bukan hanya sekedar lewat dan tampil sesekali. Apalagi pencitraan -- seolah-olah sekolah sudah melek teknologi.

Faktanya, kondisi kelas jauh berbeda dengan kemajuan di lingkungan sekitar siswa. Di negara maju sekali pun -- teknologi yang masuk di kelas jauh tertinggal dari lingkungan kehidupan siswa, walaupun mereka sudah lebih baik tentunya.

Tiba-tiba bulan desember 2019 lalu, semua kita tersentak dengan virus Corona. Hanya terbilang minggu, virus yang bermula dari Wuhan-China ini sudah menyebar luas ke 144 negara.

Pemimpin negara-negara panik, semua sendi kehidupan kacau dan terganggu, termasuk dunia pendidikan kita. Sekolah-sekolah tutup -- tanpa ada kepastian kapan akan di buka.

Di Indonesia, tidak jelasanya panduan kebijakan "sekolah ditutup, pembelajaran tetap berjalan". Membuat guru dan pengelola sekolah jalan meraba.

Banyak guru atau para pendidik yang berupaya sendiri menemukan jalur bercahaya agar jalan tidak meraba. Tanpa ada panduan -- yang seharusnya diberikan oleh pemerintah.

Kondisi sekarang ini, memaksa guru dan pihak sekolah untuk menghadirkan teknologi sebagai tampuk utamanya.

Ya, pasti tidak sempurna. Begitu banyak kelemahan dan kendala. Namun jalur yang ditempuh sudah mengarah dalam menghadirkan kemajuan teknologi informasi ke sistem pendidikan kita.

Ini merupakan momentum yang akan menandai perbedaan sekolah pada abad ke 19 dan abad 21 sekarang ini. Covid-19 menjadi katalisatornya.

Lompatan besar akan terjadi di dunia pendidikan kita, jika pemangku kebijakan sadar betapa susah payahnya guru dan para pendidik belajar dengan meraba untuk menghadirkan teknologi ke tengah-tengah siswa.

Namun, kondisi ini akan kembali ke abad 19 seperti biasa. Jika pemangku kebijakan abai, dan guru-guru pun kembali masuk kelas dengan kapur atau sepidolnya. Entahlah,...!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar