Pengikut

Kamis, 14 Mei 2020

Menulis Opini di Media Cetak

Resume 
Pertemuan kelas belajar menulis online gelombang ke 7 bersama Om Jay pada siang hari ini tanggal 14 Mei 2020 Pukul 13.00 s.d 15.00. 

Narasumber :Asep Sapaat 

Tema ; Menulis di Media Cetak 

Bapak Asep Sapaat lahir di Garut 23 Mei 1983. 

Pendidikan Beliau :
1. Tk Pertiwi Garut 
2. SDN 1 Suka maju Garut Jawa Barat. 
3. MTSN 1 Garut Jawa Barat. 
4. SMAN 1 Garut Jawa Barat 
5. Faculty of Mahtematich And science, Universitas Pendidikan Indonesia (2001 -2005)
6. Program of Mahtematich education Universitas Terbuka (2018..,)

Profesional History :
1. Trainer of education lembaga pembangunan insani, dompet dhuafa (2006 -2012)


Siang hari ini memasuki Pertemuan ke 29 belajar menulis online Bersama Om Jay dengan Narasumber bapak Asep Sapaat dengan tema menulis di media cetak. 

Menulis Opini Di Koran 

Jika semua bisa menulis artikel opini mengapa banyak yang mengeluh bahwa artikel / opini sangat sulit menembus media cetak apa kekurangan dan kelemahannya. 

Anggap saja semua bisa menulis opini dengan baik, apapun temanya,. Namun, ketika sudah merasa bahwa tulisannya bagus, tetap saja tidak dimuat. Apa yang kurang?

Ini membuktikan bahwa bisa menulis opini atau artikel Ilmiah populer atau opini saja tidak cukup. Ada hal yang mesti diketahui dan dipahami oleh penulis.  Salah satu yang penting adalah memahami keinginan surat kabar. 

Artinya, sipenulis mesti paham apa yang diinginkan dan diminta media cetak atau koran tersebut.  Hal ini mutlak diketahui oleh penulis. 

Untuk itu ada beberapa poin yang mesti diperhatikan. Yang pertama adalah aktualitas tema tulisan.  Ya, pertimbangan surat kabar untuk memuat atau tidaknya suatu tulisan (opini dan  berita) adalah aktualitas.  Maksudnya, tema tulisan tersebut sedang aktual, dibicarakan dan diperhatikan banyak orang, serta disorot publik. 

Ada dalil yang menyebut: "Semakin aktual, semakin tengah menjadi perhatian,  dan menjadi sorotan publik suatu tulisan, tulisan itu segera mendapatkan pertimbangan untuk dibaca oleh redaktur halaman opini". Hal itu juga terjadi sebaliknya. 

Mengapa demikian?  Sebab, pembaca perhatiannya tengah tertuju pada apa apa yang tengah menjadi perbincangan hangat atau sorotan ramai. Dengan begitu, tulisan - tulisan yang aktual sangat mungkin menjadi perhatian untuk dibaca. 

Contohnya,  saat ini ramai dengan pemberitaan Covid - 19., pembelajaran online atau belajar dari rumah tersebut dapat dipilih untuk dijadikan tulisan opini.  Yang menarik akan jadi nilai lebih pada suatu artikel opini yang berpeluang besar dimuat.
Artinya, penulis mesti betul betul awas, rajin membaca dan mengikuti perkembangan isu terkini.  Ini akan menjadi modal yang sangat penting untuk menentukan dan menangkap tema tema yang tengah aktual dimasyarakat. 

Seorang penulis opini harus cermat memilih tema. Yang tak kalah penting,  tema tersebut masih hangat, masih jadi pembicaraan masyarakat,  yang tentu saja akan menarik perhatian pembaca.  Tema yang aktual adalah magnet bagi artikel opini untuk memperbesar peluang dimuat di media cetak atau surat kabar.

Pertanyaan para peserta :

Berdasarkan kajian salah satu guru menulis saya, Mas Bambang Trimansyah, sifat tulisan terbagi ke dalam 4 sifat, yaitu:

1. Pribadi tertutup, yakni tulisan bersifat sangat pribadi dan cenderung dirahasiakan agar tidak dibaca atau terbaca oleh orang lain. Tulisan ini biasanya berupa diari, surat-surat pribadi, ataupun catatan-catatan rahasia.

2. Pribadi terbuka, yakni tulisan bersifat pribadi ataupun sangat pribadi, tetapi dibiarkan ataupun disengaja untuk dibaca orang lain. Tulisan semacam ini muncul akibat perkembangan teknologi informasi, terutama di dunia internet. Tulisan-tulisan di blog, situs, ataupun media sosial cenderung banyak yang bersifat pribadi, subjektif, dan kadang malah dibuat sesuka hati.

3. Publik terbatas, yakni tulisan yang ditujukan untuk konsumsi orang banyak, tetapi dalam lingkup terbatas, misalnya lingkup komunitas, lingkup keagamaan, ataupun lingkup sesama teman yang saling kenal.

4. Publik terbuka, yakni tulisan yang ditujukan untuk konsumsi orang banyak secara terbuka dan luas meskipun menyasar pada segmen pembaca tertentu. Tulisan ini bebas dibaca siapa pun yang berminat.
Saya kurang paham terkait hal ini. Sejauh pemahaman awam saya, tulisan yang dimuat di media masa, makalah yang dimuat dan dipresentasikan di seminar nasional atau internasional, dan makalah yang dimuat di jurnal terakreditasi nasional bisa menyumbangkan angka kredit yang bermanfaat untuk kenaikan pangkat. Saya punya dosen pembimbing yang sangat produktif berkarya tulis, sekali menulis 2 judul makalah untuk satu event seminar nasional. Kalau semua karya tulis didokumentasikan dengan baik, belajar dari kiprah dosen pembimbing saya, beliau naik pangkatnya cepat sekali. Kata kuncinya: konsisten berkarya tulis. Naik pangkat itu bonusnya.
Hambatan paling mendasar kita sulit mengalirkan gagasan karena gagasan yang mau diungkapkan belum jelas. Persoalan lainnya, kita kekurangan bahan untuk menunjang penyelesaian tulisan kita. Hal lain yang juga kerap terjadi, saat menulis, kita menempatkan diri dalam 2 peran sekaligus sebagai penulis juga editor. Saat menulis, lalu diedit, kita berhenti. Balik lagi ke awal. Terus terjadi seperti itu. Alhasil gagasan kita lewat tulisan tak selesai-selesai. Itu pengalaman pribadi dan masih juga terjadi pada diri saya. 

Wa'alaikumussalam, Bu Beni. Tuliskan sesuatu yang benar-benar pernah dialami oleh diri sendiri. Saya pernah membuat tulisan di rubrik Hikmah Republika saat istri saya wafat. Wah susah memulai kata pertama dan menutup kata terakhir karena saya ada rasa yang hadir menemani saat membuat tulisan, Bu.

Hari ini sangat menarik sekali materinya semoga saya bisa menulis opini dimedia cetak. 

Edi Syahputra.H S.Pd 
SMA Negeri 13 Banda Aceh 
https ://edsamatra.blogspot.com

4 komentar:

  1. Tulisan akan memiliki jiwa saat penulis memiliki visi hidup (cita-cita dan harapan), melibatkan emosi saat menulis, luas wawasannya (banyak membaca, berdiskusi, jalan-jalan), berbagi pengalaman hidup nyata yang pernah dialami, menggunakan nalar atau logika yang tepat, dan tulisan sebagai hasil perenungan yang mendalam tentang apapun yang akan ditulis.

    BalasHapus
  2. BGus sekali resume nya. Olah kata yg sudah sngat baik. Tentu saya harus bnyak belajar dr tulisan seperti ini. Keren pak Edi 👏

    BalasHapus